Tiara tinggal di dekat rumah Paman Kikuk . “Minggu depan, Tiara pentas balet , kak,” cerita Tiara pada Husin . “Tapi, kata Bu Rita, pemainnya kurang satu. Kak Husin mau ikut pentas balet?” Tanya Tiara. “kakak nanti berperan sebagai…” Tiara berbisik di telinga Husin. Husin tertawa geli, “Enggak mau, ah! Kakak jadi penonton saja.” Paman Kikuk ada di situ juga. “Uh, Tiara, kok, tidak mengajak aku,” gerutu Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Pentas Operet
Setelah Husin pergi, Paman Kikuk berkata, “Paman saja yang ikut pentas balet. Apa judulnya?”
Tiara gembira, Paman mau ikut pentas! Judulnya, Pangeran Berkuda Putih!”.
KUSSUSANI
Pentas Operet
“Aku pasti jadi pangerannya!” gumam Paman Kikuk. Ia lalu menyewa pakaian pangeran dan berlatih di rumah.
Paman Kikuk bergaya memberi hormat di depan cermin.
KUSSUSANI
Pentas Operet
Tibalah hari pentas. Paman Kikuk ke gedung pertunjukan. Dia membawa kostum pangeran yang disewanya.
“Ayo, pemain berkumpul di belakang,” kata Bu Rita, guru balet Tiara.
KUSSUSANI
Pentas Operet
Paman Kikuk bersiap memakai kostum pengeran. “Lo, kostumnya bukan itu, Pak! Ini, pakailah!” kata Bu Rita.
Loo, itu kostum kuda putih. Astagaa, ternyata Paman Kikuk malah jadi kuda putihnya.
KUSSUSANI
Pentas Operet
Wah, Tiara lupa bilang kalau Paman Kikuk berperan sebagai kuda putih. Pertunjukan pun dimulai. Paman Kikuk jadi kuda putih. Tiara didukung di punggung Paman Kikuk. Ceritanya, dia penunggang kuda putih. Husin dan Bi Ndari ikut menonton. Mereka tertawa geli melihat Paman Kikuk.
“Looo, kudanya, kok, cemberut,” seru Husin. Hu uh…
(Cerita: Vanda Parengkuan: Ilustrasi: Sabariman)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
KOMENTAR