Setahun sekali, warga suku Baduy turun gunung. Mereka pergi ke kota kabupaten dan provinsi untuk melakukan seba.
Mengunjungi Pemerintah
Seba adalah salah satu ritual adat suku Baduy. Seba artinya saba, yakni berkunjung. Orang Baduy turun gunung untuk mengunjungi pemerintah. Mereka datang untuk melaporkan keadaan warga Baduy. Apakah mereka sehat, apakah panen lancar, apakah ada masalah, dan sebagainya.
Seba sudah dilakukan suku Baduy sejak zaman Kesultanan Banten. Dulu, mereka datang kepada sultan. Karena sekarang sudah tidak ada kesultanan, maka yang mereka datangi adalah bupati dan gubernur. Acara seba diadakan setiap bulan Safar, yakni bulan pertama menurut kalender Baduy.
Selain melaporkan keadaan penduduk, mereka juga datang untuk memberikan sebagian hasil bumi. Tiap warga menyumbangkan sebagian panen terbaiknya. Ada pisang tanduk, ubi-ubian, gula aren, dan beras ketan.
Acara Besar
Seba termasuk acara besar suku Baduy. Karena itu, banyak yang ikut turun gunung. Meski begitu, acara ini hanya boleh diikuti oleh laki-laki. Orang Baduy Dalam pergi ke kota pagi-pagi sekali. mereka pergi berjalan kaki. Sebab, aturan adat melarang mereka naik kendaraan. Sedangkan Baduy Luar berangkat siang hari, karena mereka boleh naik kendaraan. Uniknya, semua warga Baduy yang turun gunung berpakaian adat dan tidak beralas kaki. Begitulah adat Baduy.
Seba sekaligus menjadi acara rekreasi bagi warga Baduy. Sebab, ini kesempatan mereka pergi ke kota beramai-ramai. Sambil menunggu acara, warga Baduy berkumpul di alun-alun kota Lebak, Banten. Ada juga yang jalan-jalan keliling kota. Malamnya, mereka tidur di tempat seadanya. Ada yang di pendopo kabupaten, di teras-teras gedung, bahkan di bawah pohon.
Konon, orang Baduy akan terus melakukan seba. Sebab, bagi mereka, itu adalah bagian dari adat yang harus dijaga.
Teks: Joko, Foto: Ricky Martin
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR