Di sebuah rumah susun, tinggallah 10 anak yang berasal dari beragam suku. Walau memiliki hobi yang berbeda, dialek berbicara pun berbeda, namun mereka hidup rukun dan saling memberi semangat.
Persahabatan mereka terbukti ketika Munil, anak paling kecil di antara mereka, menginginkan sebuah boneka dakocan. Munil tidak punya uang untuk membelinya. Maka, 5 anak di antara mereka yang adalah anggota tim bola rusun, berjanji akan membelikan Munil boneka itu jika mereka menang bertanding. Sebagian hadiah hasil kemenangan, akan mereka pakai untuk membeli boneka dakocan.
Akan tetapi, anak-anak tim bola tiba-tiba teringat pada Kakek Gulali. Kakek yang pensiunan tentara ini, dulu sering mengunjungi mereka dan membagikan permen gulali warna-warni. Kini, Kakek Gulali tak pernah muncul lagi.
Lima anak anggota tim bola ini tidak yakin bisa menang. Mereka yakin, permen gulali ajaib dari Kakek Gulali itulah yang membuat mereka selalu menang dan beruntung. Karena Kakek Gulali pernah berkata, “Biarlah segala yang manis ada di antara kita. Agar kita tetap ceria dan beruntung.”
Munil lalu memberi ide. “Kita harus bikin gulali besar… Supaya kita beruntung dan ceria…”
Kesepuluh anak ini lalu bersama-sama membuat piala besar berbentuk permen gulali, sebagai simbol keberuntungan mereka. Namun permasalahan semakin rumit ketika piala gulali keberuntungan mereka itu hilang dicuri tim lawan.
Apakah tim bola rusun kali ini bisa memenangkan pertandingan dan membelikan Munil boneka? Apakah betul dugaan kesepuluh anak itu, bahwa “segala yang manis” itu berarti permen gulali?
Kisah di atas adalah ringkasan cerita dari Operet Ada Gulali di Hatiku. Teman-teman yang berada di Jabodetabek bisa mendapatkan tiket gratis menonton operet ini dengan mengikuti #Kuis Gulali.
Caranya:
Untuk teman-teman yang langsung ingin membeli tiket Operet Ada Gulali di Hatiku, bisa memesan di Kiostix.com.
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR