Guk, guk! Asta melompat gembira melihat sebuah tulang yang kelihatan lezat. Dia berlari menghampiri tulang itu dan menggigitnya. Uuugh, ternyata tulangnya kenyal seperti karet! Guk, guk… Asta penasaran.
KUSSUSANI
Hari Usil
“Ha ha ha, Asta tertipu!” Paman Kikuk keluar dari persembunyiannya. Dia terkikik geli.
Ternyata, Paman Kikuk sengaja menaruh tulang karet itu untuk menjahili Asta. Guk, guuuk… Asta kelihatan kesal.
KUSSUSANI
Hari Usil
“Pamaaan! Apa-apaan ini?” Husin keluar kamar sambil bersungut-sungut.
Rambutnya lengket semua. “Ha ha ha…” Paman Kikuk kembali tertawa-tawa.
Ternyata, dia memasukkan lem ke dalam botol gel rambut Husin.
KUSSUSANI
Hari Usil
“Huh, kenapa sih, hari ini Paman jahil banget?” protes Husin. Gara-gara keusilan Paman Kikuk, dia terpaksa harus mencuci rambutnya.
“Hi hi hi, jangan marah, Sin, hari ini adalah hari usil bagiku!” sahut Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Hari Usil
Ting tong! Terdengar suara bel. Rupanya Bibi Ndari. “Sin, ini klepon buatanku!” kata Bibi Ndari.
“Wah, ‘ma kasih, Bi. Ayo, masuk dulu!” ajak Husin. “Maaf Sin, aku buru-buru, aku tunggu piringnya, ya!” ujar Bibi Ndari.
KUSSUSANI
Hari Usil
Husin masuk ke dalam rumah, sementara Bibi Ndari menunggu di teras. “Grrrh!” Sesosok lelaki bertopeng mengejutkan Bibi Ndari.
“Hwaaa!” Bibi Ndari spontan berteriak. Bugg! Dengan refleks, dia memukul orang itu.
KUSSUSANI
Hari Usil
Ciaaat! Bibi Ndari lalu menendangnya. Byurrr! Lelaki bertopeng itu jatuh ke atas kolam ikan.
“Toloooong! Rampoook!” teriak Bibi Ndari panik. Husin dan para tetangga berlarian datang.
KUSSUSANI
Hari Usil
Mereka menangkap lelaki itu dan membuka topengnya. Oalaah, ternyata Paman Kikuk!
“Haaa?” Bibi Ndari kaget. “Hi hi hi, selamat hari usil, Paman!” celetuk Husin. Guk, guk! Asta menyalak setuju. (Cerita: Dwi/Ilustrasi: Sabariman R.)
KOMENTAR