“Paman karpet kita sudah bolong. Beli yang baru, dong,” pinta Husin . “Aaahh, itu masih bagus,” tukas Paman Kikuk . “Bagus bagaimana, paman? Sudah bolong begitu?” keluh Husin.
KUSSUSANI
Karpet Paling Mahal
“Ya sudah, nanti sore kita beli karpet,” kata Paman Kikuk. “Nah gitu, dong. Biar rumah kita lebih oke, Paman,” ujar Husin.
“Kamu nih, cerewet banget,” gerutu Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Karpet Paling Mahal
Sore harinya, Paman Kikuk dan Husin pergi membeli karpet. “Di pasar loak, Paman? Engga Salah?.” Protes Husin.
“Kita cari barang antik, Sin. Selain unik juga…”Murah,” potong Husin. Paman Kikuk nyengir.
KUSSUSANI
Karpet Paling Mahal
“Wah, karpet ini cocok, Sin. Lihat, warnanya masih cemerlang. Harganya pun muraaah.
Kita beli ini,” Paman Kikuk langsung membayar. “Sudah murah, nawarnya enggak kira-kira,” ledek Husin.
KUSSUSANI
Karpet Paling Mahal
Paman Kikuk tak mau menggunakan jasa angkut. Dia panggul sendiri karpetnya menyusuri lorong pasar barang antik.
Ketika menikung, ujung karpet Paman Kikuk mengenai sebuah guci besar hingga terguling.
KUSSUSANI
Karpet Paling Mahal
Guci itu menimpa seorang pembeli yang sedang berdiri di dekat penjual hiasan kaca antik.
Orang itu jatuh tersungkur di atas kaca-kaca itu hingga sebagian hancur berantakan.
KUSSUSANI
Karpet Paling Mahal
“Saya enggak mau tahu, pokoknya Anda harus bayar semua ini!” omel pedagang kaca.
“Anda juga harus membayar pengobatan lukaku ini,” pembeli yang tertimpa guci tak mau ketinggalan.
KUSSUSANI
Karpet Paling Mahal
Paman Kikuk terpaksa menguras isi dompetnya. “Maunya beli karpet murah. Eh, tahunya harus menguras isi dompet.
Kasihan Pamanku tersayang ini…” canda Husin. Paman Kikuk mendengus kesal.
(Cerita : Joko/ Ilustrasi: Sabariman)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Penglihatan Mulai Buram? Ini 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Mata Minus pada Anak-Anak
KOMENTAR