Pak Dobleh tampak sibuk menyapu dapur. “Lo, kan tadi sudah disapu, Pak Dobleh,” sapa Nirmala . “Di lantai banyak sekali semut. Sampai naik meja dan merubungi puding untuk Ratu Bidadari !” keluh Pak Dobleh. Nirmala melihat ke lantai. Waah, memang banyak sekali semut. “Lihat! Di dinding juga ada barisan panjang semut!” seru Oki merinding.
KUSSUSANI
Pemakan Semut
Tiba-tiba, terdengar suara ribut di luar. “Uuuf… uuuf… uuff…” tampak Dino berlari ketakutan.
Tubuhnya bermotif daun lima jari. Rupanya ia habis makan daun di hutan.
KUSSUSANI
Pemakan Semut
“Ada apa, Dino? Kenapa kamu ketakutan sekali?” tanya Oki. “Ufff… ufff…” Dino minta dipeluk Nirmala.
Saat itu terdengar bunyi gemerisik daun. Ssskkk… skkk…
KUSSUSANI
Pemakan Semut
“Astagaa… ada monster! Ada monsteeer!” teriak Oki ketakutan. Ia dan Dino berpelukan.
Ada makhluk aneh muncul dari balik semak-semak. Moncongnya panjang sekali.
KUSSUSANI
Pemakan Semut
“Hahaha… Ini kan hewan pemakan semut, Ki!” tawa Nirmala geli.
“Memangnya kamu belum pernah lihat?” tanya Nirmala. Oki menggeleng masih takut.
KUSSUSANI
Pemakan Semut
“Hei, tolong bersihkan dapurku dari semut-semut, ya!” kata Pak Dobleh gembira. Moncong panjang hewan itu
tampak seperti mencium lantai. Ia memakan semut-semut di lantai. “Nah, dia sudah mendapat makanan enak.
Kita juga makan enak dong,” Pak Dobleh mengeluarkan puding stroberinya. Hmmm… senangnya Dino, Oki, dan Nirmala.
(Cerita : Vanda P/ ilustrasi: Iwan Darmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
KOMENTAR