“Wah, Luna mau pindah ke Jakarta!” kata Sanusi dengan keras.
Semua siswa yang ada di kelas saat itu langsung menengok ke arah Luna dan menghampirinya.
“Benar Luna mau pindah ke Jakarta?” tanya Sasa.
Luna mengangguk dan tersenyum.
“Luna, katanya di Jakarta ada banyak gedung-gedung tinggi, lo!” kata Dandi. Teman Luna yang satu ini sangat ingin menjadi arsitek. Dandi sangat bersemangat bercerita mengenai gedung-gedung tinggi yang ia lihat di televisi dan surat kabar. “Andaikan aku bisa ke Jakarta ya Luna, aku bisa lihat gedung-gedung tinggi,” kata Dandi.
“Dandi nanti kalau sekolah terus, pasti bisa sampai ke Jakarta,” kata Luna.
“Di Jakarta, rumah sakitnya pasti sudah bagus-bagus, ya, Luna. Kemarin saja, anak Pak Kepala Desa dibawa ke Jakarta untuk berobat karena puskesmas desa sudah tidak bisa lagi menangani,” kata Siska yang sangat ingin menjadi dokter. Siska sangat suka pelajaran IPA, bahkan ia sering ke puskesmas untuk melihat apa yang dilakukan dokter disana. “Semoga nanti aku bisa ke Jakarta untuk melihat rumah sakit hebat!” kata Siska.
Luna mengangguk dan mengacungkan jempol. “Siska pasti bisa!”
“Kalau aku sih ingin jadi bintang film. Kalau di Jakarta, ada banyak pemain film yang ganteng seperti aku! Hahahaha,” kata Sanusi.
Semua anak-anak disekitar sana tertawa hebat. "Ah Sanusi, gaya sekali!" kata Siska sambil tertawa.
“Nah, Luna sendiri kenapa pindah ke Jakarta?” tanya Sanusi.
“Luna, kan, memang dari Jakarta Sanusi. Kamu lupa, ya?” jawab Siska.
“Oh iya? Aku baru tahu Luna. Aku pikir pindah dari kampung sebelah. Hmmm, kenapa pindah ke desa kecil ini?” tanya Sanusi lagi.
Hati-Hati Kandungan Gula di Minuman Manis, Bagaimana Memilih Minuman yang Tepat?
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR