Raya, seorang koki baru di istana. Walaupun baru, tetapi kelezatan masakan Raya sudah diakui oleh penghuni kerajaan dan seluruh rakyat. Ia adalah pemenang dalam sayembara memasak yang diadakan oleh istana beberapa waktu lalu.
Suatu siang, Raya begitu terkejut karena untuk pertama kalinya Ratu tidak menghabiskan makan siang yang ia buat. Padahal, sebelum itu, Ratu selalu mengatakan makanan Raya begitu lezat, bahkan sampai ingin menambah.
“Apa apa ini? Kenapa makanannya masih tersisa sangat banyak,” tanya Raya pada dirinya sendiri.
Ia pun membawa makanan itu kembali ke dapur istana untuk diperiksa. Ia mencicipi kembali rasa maknaa yang masih ada di kuali dapur.
“Rasanya enak, sama seperti yang dipuji Ratu sebelumnya,” kata Raya.
“Apa apa Raya?” tanya Ibu Hana, seorang koki istana yang sudah bekerja puluhan tahun.
“Bu Hana, aku penasaran kenapa Ratu tidak menghabiskan makanan ini. Padahal, ini adalah makanan yang Ratu sukai,” kata Raya.
Bu Hana pun berinisiatif untuk mecicipi rasa makanan itu.
“Ummmmmm, ini enak sekali, Raya!” kata Ibu Hana. Ia pun mencicip lagi dan lagi.
“Itulah Bu yang membuat aku penasaran. Apa yang terjadi ya?” tanya Hana.
“Mungkin ada hal yang harus dikerjakan Ratu, sehingga tak sempat menghabiskan makan siangnya itu,” kata Bu Hana.
Benar juga. Hana belum memikirkan hal itu. Ia terburu-buru menyimpulkan bahwa masakannya tidak enak sehingga Ratu tidak menghabiskannya. Raya pun merasa tenang.
Malam harinya, ternyata hal itu terulang lagi. Ibu Ratu tidak menghabiskan makan malam. Raya memperhatikan semua mangkuk sup lainnya di meja makan, semuanya habis dan bersih. “Mengapa hanya Ibu Ratu?” tanya Raya kembali.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR