Bobo.id - Manusia punya tradisi pemakaman yang berbeda-beda. Ada yang dimakamkan dengan cara dikubur, ada juga yang dikremasi.
Hewan juga punya tradisi pemakan, lo! Kira-kira, tradisi pemakaman ala hewan berlangsung seperti apa, ya? Kita langsung cari tahu saja, yuk!
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pak Christop D Pull, semut kebun hitam yang sudah tak bernyawa akan dikuburkan oleh ratu semut.
Namun, tak semua ratu semut melakukan hal itu pada anggota keluarga yang mati.
Beberapa jenis semut akan membuang tubuh semut yang mati ke tumpukan sampah yang lokasinya jauh dari sarang. Kasihan, ya!
Pak P Kirk Visscher sudah melakukan penelitian terhadap lebah sejak lama. Menurut beliau, lebah termasuk hewan yang melakukan pemakaman pada anggotanya yang mati.
Saat ada lebah yang mati, lebah pengurus akan menyentuhkan antenanya pada lebah yang tak bernyawa itu. Setelah itu, lebah pengurus akan membawanya keluar dari sarang.
Lebah yang mati lebih dulu akan dimakamkan lebih dulu, daripada lebah yang baru mati. O iya, lebah petugas yang mengurus pemakaman adalah lebah pekerja yang sudah paruh baya (agak tua).
Rayap Bawah Tanah Timur
Saat ada anggotanya yang mati, rayap bawah tanah timur (Reticulitermes flavipes) akan memasukkannya ke dalam ruangan khusus.
Di ruangan itu, rayap yang sudah tak bernyawa itu akan didaur ulang, sehingga nutrisi yang ada di dalam tubuhnya bisa diambil kembali.
Rayap Bawah Tanah Tenggara
Kalau sayap bawah tanah tenggara (Reticulitermes virginicus) agak berbeda. Saat ada anggota yang mati, rayap pekerja akan menyentuhkan antenanya pada mayat dan menguburkannya.
Setelah itu, makamnya akan dijaga oleh sekelompok prajurit. Beberapa lama setelah dikubur, pekerja akan melihat kembali mayat yang dikuburkan itu.
Tujuannya untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada mayat rayap. Jadi, keluarga rayap yang lain tahu temannya itu mati karena apa. Unik juga, ya!
Nah, Teman-teman, seperti itulah kira-kira tradisi pemakaman ala 4 hewan yang ada di bumi.
Sumber: kompas.com, nationalgeographic.co.id, Foto: Creative Commons, pixabay.com
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR