Tari Sirih Kuning adalah tarian dari Betawi yang sering ditampilkan pada acara-acara tertentu. Tarian ini bisa ditarikan oleh anak-anak sampai orang dewasa.
Budaya Betawi
Tari Sirih Kuning merupakan pengembangan dari Tari Cokek, sebuah tarian pergaulan di Betawi sejak dulu. Biasanya Tari Sirih Kuning ditampilkan untuk mengiringi pengantin Betawi saat memasuki proses penyerahan Sirih Dare oleh mempelai laki-laki kepada pengantin perempuan.
Selain itu, tarian ini juga digunakan sebagai tari penyambutan tamu maupun hiburan saat merayakan sesuatu.
Musik Pengiring
Tari Sirih Kuning diiringi dengan musik Gambang Kromong, yaitu sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan campuran alat-alat musik gesek Tionghoa, seperti Sukong, Tehyan, dan Kongahyan.
Tarian ini ditampilkan lengkap dengan irama lagu khas Betawi yang juga berjudul “Sirih Kuning”.
Kostum
Walaupun namanya memiliki unsur warna “kuning”, tetapi kostum tarian ini bisa beragam, mulai dari merah, hijau, dan juga kuning. Sekarang pun sudah banyak variasi kostum untuk tarian ini.
Para penari akan menggunakan bunga sebagai hiasan kepala yang merupakan lambang kebahagiaan, kemakmuran, dan kedewasaan seorang perempuan. Jika diperhatikan, begitu kental unsur budaya Tionghoa dalam kostum tarian ini, terutama dari hiasan kepala. Kadang juga menggunakan cadar yang menjadi simbol menutupi dan melindungi wajah cantik.
Penari juga menggunakan selendang sebagai alat untuk mengajak penonton menari bersama. Penari juga menggunakan kain betawi dengan motif tanduk atau zig-zig sebagai ciri khasnya atau menggunakan celana yang warnanya senada dengan baju.
Teks dan Foto: Putri Putri | Bobo.ID
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR