Kain ini panjangnya bervariasi, antara 5 – 9 meter. Lebarnya ada yang 60 cm hingga 1,2 meter. Kain apakah itu?
Nama kain panjang itu adalah saree. Kain ini biasanya digunakan oleh kaum perempuan di India sebagai penutup badan. Cara penggunaannya cukup unik, lo! Pertama, kain saree dililitkan di pinggang, sehingga kakinya tertutup. Setelah itu, kain sisanya akan dikaitkan ke sebelah bahu.
Sebelum Masehi
Kain saree sudah digunakan oleh masyarakat India sejak 2.800 – 1.800 sebelum masehi. Untuk mewarnai kain itu, masyarakat India zaman dulu menggunakan pewarna alami, seperti kunyit. O iya, kain saree punya warna yang beragam. Setiap warna punya makna yang berbeda-beda.
Putih artinya religius, jadi saree warna putih biasanya digunakan dalam acara keagamaan. O iya, putih juga melambangkan keadaan yang berkabung. Jika ada yang meninggal, orang-orang akan mengenakan saree warna putih.
Hijau punya arti yang berbeda-beda. Pada zaman dulu, saree warna hijau melambangkan masyarakat kelas pedagang. Tetapi, saat ini, kain saree warna hijau sudah bisa digunaklan dalam acara pernikahan.
Hitam punya arti yang agak negatif. Karena itu, kain saree jarang dibuat dalam warna hitam. Kalaupun ada, biasanya hanya sedikit (tidak semuanya berwarna hitam).
Merah punya arti yang positif. Jadi, kamu jangan heran kalau saree warna merah banyak digunakan. O iya, pengantin wanit dari semua kasta, biasanya menggunakan saree warna merah di acara pernikahannya.
Kuning melambangkan agama, kalau oranye melambangkan orang-orang kudus. O iya, saree warna kuning biasanya dikenakan selama tujuh hari, oleh wanita yang baru melahirkan.
Biru adalah warna untuk mereka yang bekerja dengan tangan, misalnya seniman, petani, dan penenun. Orang yang punya pekerjaan di atas biasanya mengenakan saree warna biru. O iya, masyarakat dengan kelas yang lebih tinggi biasanya menghindari saree berwarna biru.
Kain saree juga punya motif yang beragam, ada motif burung bayan, gajah, ikan, keong, dan rudraksha (motif mata Siwa – salah satu dewa yang punya mata tambahan di dahinya).
Foto: pixabay.com
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR