Honai adalah rumah adat suku Dani yang ada di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua. Apakah teman-teman sudah pernah melihatnya? Rumah ini cukup unik dan menarik, berbentuk bundar beratapkan jerami serta memiliki pintu yang berukuran kecil.
Rumah Honai dan Rumah Ebei
Jika teman-teman berkunjung ke Lembah Baliem ini, maka kamu akan melihat pemandangan 5-6 rumah Honai di sana. Namun, jika diamati, tidak semua rumah di sana berbentuk bundar. Ada pula yang bentuknya persegi panjang. Kenapa berbeda-beda seperti itu, ya?
Baca juga : Rumah Bolon, Rumah Adat Suku Batak
Ternyata rumah adat yang bentuknya persegi panjang itu memiliki nama yang berbeda, masyarakat setempat menyebutnya rumah Ebei. Rumah Honai dan Ebei dibedakan menurut jenis kelamin penghuninya. Kalau rumah Honai dihuni oleh laki-laki, rumah Ebei dihuni oleh perempuan.
Isi Rumah Honai
Honai terdiri dari dua tingkat lantai yang dihubungkan dengan tangga. Rumah adat ini biasanya terletak di lembah-lembah pegunungan di tengah pulau Papua dengan iklim yang cukup dingin. Inilah kenapa rumah Honai dirancang agak rendah, ternyata untuk mengurangi dinginnya angin yang berasal dari pegunungan.
Baca juga : Rumah Limas Sumatera Selatan
Di dalam rumah Honai biasanya terdapat satu perapian yang terletak di bagian tengah ruangan. Selebihnya jarang terlihat perabotan rumah seperti kasur, lemari, dan perabotan lainnya. Atap jerami rumah Honai membawa kesejukan di dalam ruangan. Ketika suhu di ruangan terasa mulai dingin, mereka akan melakukan tarian api dari perapian yang ada. Penduduknya sudah terbiasa menghisap asap kayu dalam waktu yang lama. Tapi tentu saja dalam keadaan pintu rumah yang terbuka.
Memiliki Fungsi Lain
Honai juga memiliki fungsi lain, yaitu ada yang khusus untuk menyimpan umbi-umbian dan hasil ladang. Selain itu ada juga yang khusus untuk pengasapan mumi, seperti yang terdapat di Desa Kerulu dan Desa Aikima.
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR