Teman-teman suka bubur ayam? Menu ini biasanya dipilih untuk sarapan atau ketika seseorang dalam kondisi sakit. Yuk, kita simak ceritanya!
Paceklik
Diceritakan, pada tahun 238 SM (Sebelum Masehi), pada masa Kekaisaran Shih Huang Ti sedang ada paceklik yang melanda karena kemarau yang berkepanjangan. Saat itu makanan susah didapat. Kaisar Shih pun berpikir bagaimana cara membuat banyak makanan atau mengolah makanan sisa.
Tanpa sengaja, pada saat makan, Kaisar menuangkan sop panas ke atas nasi. Hal itu pun membuat nasi menjadi mengembang, dan lembut, seperti bubur yang kita makan saat ini.
Dimakan Banyak Orang
Kaisar Shih mendapatkan ide dari menuang sop panas itu. Ia akhirnya meminta juru masak untuk memasak beras yang ada, agar menjadi bubur agar menjadi lebih banyak sehingga bisa dimakan oleh lebih banyak orang.
Tidak disebutkan, apa tambahan bahan yang digunakan pada saat itu, apakah ayam seperti yang biasa kita makan saat ini, atau bahan lainnya.
Mudah Lapar Lagi
Bubur sebenarnya beras yang dimasak dengan lebih banyak air, sehingga mengembang dan menjadi lebih banyak. Namun, jika dilihat satu porsi bubur dengan satu porsi nasi, sebenarnya lebih banyak kandungan karbohidrat pada nasi. Maka itu, ketika makan bubur, kita menjadi lebih mudah lapar.
Teks dan Foto: Putri Puspita | Bobo.ID
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR