Tik Tok Tik Tok
Hampir satu jam Ari menunggu di belakang toko tua. Ia berkali-kali menengok ke kanan dan ke kiri, tetapi yang ditunggu tidak kunjung datang. “Ke mana, ya, dia?” tanya Ari berkali-kali.
Ari melihat jam di tangan, tinggal tiga puluh menit lagi sebelum ia harus mengikuti les musik. Ari sengaja berangkat lebih awal agar bisa bertemu dengan Rudi, seorang teman yang menolongnya kemarin sore saat diganggu preman.
Ari sudah membawa sekotak makan siang untuk Rudi, beserta beberapa lembar uang yang ia ambil dari tabungannya untuk diberikan kepada Rudi.
“Ari, katanya kamu mau berangkat les musik, kok, kamu malah duduk-duduk di sini?” tiba-tiba terdengar suara Bibi Ari.
“Ah, Bibi?” kata Ari kaget. Ia kebingungan harus menjawab apa.
“Ari, jangan bermain di sekitar sini, sangat berbahaya untuk kamu. Di sini banyak preman,” kata Bibi.
“Hmmm… aku ada janji dengan teman Bi,” jawab Ari sambil menunduk.
“Teman?” tanya Bibi Ari heran.
Seorang anak laki-laki dengan baju lusuh, celana jeans robek, dan sisiran rambut tidak beraturan berjalan di seberang.
“Rudi… Rudi!” Ari langsung berteriak memanggil anak laki-laki itu. Namun, Rudi tidak mendengar. Ia terlihat masuk ke dalam angkot dan memainkan gendang yang ia buat dari barang bekas.
“Rudiiiiiii!!!” Ari masih coba memanggil, tetapi angkot pun menjauh.
Bibi heran menatap Ari. “Dia teman kamu?” tanya Bibi. Ari mengangguk. “Lebih baik jangan berteman dengan dia Ari. Bahaya,” kata Bibi.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR