Alpine ibex adalah kambing liar yang hidup di pegunungan Alpen, Eropa. Mereka menghuni tebing yang curam, berbatu, dan berumput. Tempat tinggal yang ekstrim itu membuat alpine ibex pandai memanjat tebing.
Bertanduk
Alpine ibex, baik yang jantan maupun betina, memiliki tanduk. Ukuran tanduk kambing jantan jauh lebih besar dan lebih panjang dibandingkan tanduk kambing betina.
Tanduk kambing jantan tumbuh sepanjang hidup. Pertumbuhan tercepat di dua tahun pertama yaitu sekitar 8-9 cm per tahunnya. Selanjutnya pertumbuhannya makin melambat. Tanduk jantan bisa mencapai panjang sekitar 1,5 m. Dengan rata-rata usia 19-20 tahun.
Tanduk itu berbuku-buku, melengkung ke belakang, membentuk setengah lingkaran, Tanduk itu berguna untuk bertarung mempertahan wilayah dan memperebutkan betina. Juga untuk menarik perhatian betina.
Berganti Kulit
Dalam setahun, alpine ibex berganti kulit sebanyak dua kali. Mereka merontokkan bulu untuk menumbuhkan bulu yang baru. Pergantian bulu itu, pertama pada bulan April atau Mei, dan sekali lagi pada bulan September. Di musim panas, binatang itu berbulu pendek. Sedangkan dimusim dingin, bulunya menjadi tebal seperti wool.
Binatang yang Gesit
Kambing liar ini hanya makan tumbuhan atau herbivora. Makanannya adalah rumput, semak-semak, lumut, bunga, daun, dan ranting. Untuk mendapatkan rumput, mereka harus memanjat tebing. Mereka bisa memanjat tebing dengan gesit karena kukunya memiliki tepi yang tajam dan bagian bawah cekung. Dengan begitu, mereka dengan mudah mencengkeram tebing terjal dan berbatu.
Mereka bisa melompat lebih dari 1,8 meter lurus ke atas tanpa ancang-ancang berlari. Ini membantu mereka mendaki daerah pegunungan dengan mudah. Mereka juga bisa berdiri dengan dua kaki belakang untuk menjangkau daun dan tunas berada di luar jangkauan
Hidup Berkelompok
Ada 4 kelompok dalam kehidupan alpine ibex. Ada kelompok jantan, kelompok betina dan anak-anak, kelompok remaja usia 2 – 3 tahun, dan kelompok campuran jantan dan betina.
Kelompok remaja adalah anak alpen ibex yang diusir ibunya, ketika ibunya mulai hamil lagi. Sedangkan kelompok campuran hanya muncul di saat musim kawin.
Kelompok betina tinggal di daerah yang lebih terjal dibandingkan kelompok jantan. Karenanya, di saat musim kawin tiba, alpine ibex jantan harus berjuang untuk sampai ke wilayah kelompok betina. Perjuangannya sang jantan bukan hanya itu saja. Mereka juga harus bersaing dengan sesama pejantan untuk mendapatkan betina. Biasanya sampai terjadi pertarungan.
Binatang yang Dilindungi
Karena diburu secara besar-besaran untuk dikonsumsi, pada abad ke-19, alpen ibex punah dari wilayah pegunungan alpen. Beruntung, beberapa ekor binatang itu masih ditemukan di beberapa kebun binatang.
Binatang itu dikembalikan ke tempat asalnya di Pegunungan Alpen untuk dikembangbiakan. Tepatnya mereka di Taman Nasional Gran Paradiso di Lembah Aosta, Italia dan Taman Nasional Vanoise di lembah Maurienne, Prancis.
Kedua taman nasional yang letaknya bersebelahan itu sukses mengembangbiakkan alpine ibex. Sekarang alpine ibex juga ada di Pegunungan Alpen yang masuk wilayah Jerman dan Austria, juga ke Bulgaria dan Slovenia. Namun, binatang ini masih dilindungi.
Foto: Creative Commons
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Penulis | : | Aan Madrus |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR