Upacara potong gigi merupakan cara orang Bali mengantarkan seorang anak menjadi dewasa.
Mesanggih
Upacara potong gigi ini disebut juga mepandes, matatah, atau mesanggih. Ini adalah salah satu acara yang wajib dilaksanakan oleh penganut Hindu Bali. Potong gigi di sini jangan dibayangkan memotong separuh gigi, ya. Yang dipotong hanya sedikit sekali, kok. Itupun hanya gigi taring saja, tidak semua gigi.
Membersihkan diri
Upacara potong gigi ini biasanya dilakukan oleh anak yang menginjak dewasa. tandanya, jika perempuan, maka dia sudah mulai mengalami menstruasi. Jika laki-laki, ketika suaranya sudah mulai berubah.
Potong gigi ini bertujuan untuk membersihkan diri dari sifat-sifat raksasa, yang disimbolkan dengan memotong sedikit gigi taring. Selain itu, potong gigi ini juga bertujuan mengantarkan anak menuju niskala, yakni hidup sebagai orang dewasa.
Perlengkapan
Perlengkapan upacara potong gigi ini cukup banyak. ada pahat, kikir, batu asahan, tebu, kayu dadap, sirih, madu, kunyit, kelapa gading, dan banyak lagi. Tebu digunakan untuk mengganjal rongga mulut agar mudah untuk memotong gigi. Tebu dipilih, karena jika digigit rasanya manis.
Selain tebu, yang paling sering digunakan mengganjal rongga mulut saat potong gigi adalah kayu dadap. Kayu dadap ini disebut juga kayu dewa. Sebab, paling sering digunakan dalam berbagai upacara Hindu Bali.
Tata Caranya
Upacara potong gigi diawali dengan upacara bersih diri. Kemudian, lelaki atau wanita yang akan dipotong giginya naik ke atas bale, tempat dilakukannya mepandes. Sebelum naik bale, ia menginjak dulu sesaji yang diletakkan di bawah. Tujuannya agar mendapatkan kekuatan dari Sang Hyang Widhi. Setelah itu, baru proses potong gigi dilakukan.
Selesai potong gigi, dilanjutkan dengan berkumur. Air bekas kumur itu dibuang dalam kelapa gading. Air itu kemudian ditanam di belakang tempat sembahyang keluarga. Tujuannya untuk menyatukan dengan leluhur.
Upacara potong gigi menjadi kewajiban setiap orang tua penganut Hindu Bali. Ketika mereka tidak melakukannya, maka akan ada yang terasa kurang dalam hidupnya.
Teks: Joko, Foto: Ricky Martin
Source | : | Bobo |
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR