Macet, banyak orang yang suka mengeluhkan ini, terutama di kota besar. Padahal, macet juga terjadi karena perilaku-perilaku kita sendiri lho, seperti melanggar lalu lintas. Nah, kalau ingin tidak macet, kita juga harus mengubah perilaku. Apa saja itu?
Tertib Berlalu Lintas
Hal utama yang menyebabkan kemacetan adalah perilaku tidak tertib lalu lintas. Contohnya, melawan arus, menerobos lampu tanda berhenti, dan banyak lagi pelanggaran lainnya.
Bukan hanya menyebabkan kemacetan, melanggar lalu lintas juga berbahaya untuk keselamatan karena berisiko menyebabkan kecelakaan. Nah, nantinya kecelakaan ini juga berakhir pada kemacetan.
Tertib berlalu lintas ini bukan hanya berlaku bagi pengendara kendaraan bermotor, tapi juga untuk pejalan kaki.
Nah, contoh tindakan yang menyebabkan kemacetan adalah tidak berjalan di trotoar dan menyeberang sembarangan. Ketika pejalan kaki mengambil area kendaraan, nantinya jalanan menyempit dan macet. Lalu, jika menyeberang tidak di zebra cross atau jembatan penyeberangan, hal ini juga bisa menyebabkan kemacetan.
Saat ini sudah ada banyak pilihan kendaraan umum dengan fasilitas yang baik. Ketika kendaraan umum dimaksimalkan, maka kemacetan juga bisa dihindari. Ada banyak pilihan, seperti kereta, Trans Jakarta, metromini, angkot, dan lain-lain.
Kendaraan pribadi yang jumlahnya terlalu banyak juga bisa menyebabkan kemacetan. Apalagi ketika pergi dalam jarak dekat yang harusnya bisa berjalan kaki, tetapi ditempuh menggunakan kendaraan.
Selain menggunakan kendaraan umum, bersepeda juga bisa membantu menghindari kemacetan. Selain itu, bersepeda juga menyehatkan.
Nah, jika memang jaraknya memungkinkan, kamu juga bisa bersepeda ke sekolah atau saat mengerjakan tugs kelompok di rumah teman.
Teks dan Foto: Putri Puspita | Bobo.ID
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR