Anjing dikenal sebagai hewan yang bisa mengekspresikan dirinya lewat gonggongan. Baik saat mereka sedang marah, sedih, atau pun senang. Namun, tahukah teman-teman? Bahwa ada anjing yang tidak bisa menggonggong, lo. Namanya anjing Basenji. Lalu, bagaimana mereka mengekspresikan perasaannya, ya?
Berekspresi Seperti Manusia
Anjing Basenji dikenal sebagai anjing yang tidak memiliki kemampuan untuk menggonggong. Ini kenapa anjing Basenji disebut juga dengan voiceless dog atau barkless dog.
Karena tidak bisa menggonggong, anjing Basenji mengekspresikan perasaan senang atau marahnya seperti suara manusia yang sedang tertawa atau menangis, lo. Unik sekali, ya, teman-teman!
Tingkah unik lainnya adalah mereka mempunyai kebiasaan menjilat-jilat tubuhnya seperti kucing, sambil termenung berdiam diri memandangi jendela.
Baca juga : 5 Anjing Bertubuh Kecil
Ciri-ciri Anjing Basenji
Anjing Basenji memiliki ukuran tubuh yang agak kecil dengan tengkoraknya yang datar dan panjang, serta memiliki moncong yang bulat. Tinggi tubuh anjing ini sekitar 40-43 cm dengan berat mencapai 10-11 kg. Bulu ditubuhnya terlihat pendek dan memiliki tekstur yang halus. Kaki, dada, dan ujung ekor anjing ini berwarna putih. Warna bulu lainnya dari anjing Basenji adalah cokelat kemerahan, hitam, atau hitam dan cokelat.
Ras Anjing Tertua
Anjing jenis ini adalah ras tertua yang berasal dari Afrika Tengah. Pasa masa Mesir kuno, anjing Basenji sering dijadikan hadiah bagi para firaun. Namun setelah peradaban Mesir selesai, anjing ini dipelihara di Afrika tengah untuk keperluan berburu.
Baca juga : Selain Setia, Inilah 3 Sifat Unik Seekor Anjing!
Hampir Punah di Tahun 1980
Pada abad ke-19 anjing Basenji ditemukan kembali oleh penjajah Inggris. Tapi sayangnya hingga tahun 1940-an anjing ini tidak banyak dipelihara dan dikembangbiakkan. Lalu di tahun 1980, anjing Basenji hampir mengalami kepunahan. Ini karena adanya sindrom fanconi, yang merupakan penyakit keturunan di antara ras anjing Basenji.
Penglihatan Mulai Buram? Ini 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Mata Minus pada Anak-Anak
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR