“Huaaah…” Oksi si rubah kecil, menguap lebar di bawah pohon cemara yang rindang. “Aku mau tidur siang sebentar. Ini tempat yang nyaman untuk menutup mata,” gumam Oksi mengantuk.
Tak lama kemudian, Oksi sudah tertidur. Ketiga adiknya lewat di situ. Mereka hanya menggelengkan kepala. “Huh, Oksi memang pemalas!” Sambil berlari pergi, mereka berseru riang, “Ayo, kita main lari-larian, yuk!”
Ketiga anak rubah itu berlari-larian di antara semak. Sementara satu anak rubah tetap tidur nyenyak di bawah pohon.
Sementara itu, seekor anak beruang tampak sedang berjalan membawa tas. Itulah Kuma. Ia ingin pergi memancing ke sungai.
“Ayah pikir aku malas,” gumamnya agak kesal. “Lihat saja nanti. Semua saudaraku sedang bermain lompat kodok. Tapi aku akan bawa ikan untuk makan malam besok.”
Kuma lalu melangkah di jalan setapak dan sampai di tepi sungai. Capung dan kupu-kupu terbang di sekitarnya mengajak bermain. Namun Kuma tidak tergoda. Matanya tetap menatap ke aliran air sungai. Tak lama kemudian, Kuma sudah berada di dalam sungai. Matanya awas melihat ke dalam air sungai.
CLEP!
Kuma mengayunkan tangannya, dan berhasil menangkap seekor ikan trout besar. Setelah itu, Kuma berhasil menangkap beberapa ekor ikan lagi. Ia lalu memasukkan ikan-ikan hasil tangkapannya ke dalam tas. Dengan girang, ia pun melangkah pulang membawa ikannya.
Sementara itu, Oksi masih tertidur nyenyak di bawah pohon cemara. Ia kaget terbangun ketika sebutir buah cemara jatuh mengenai hidungnya.
“Uaaah… buah cemara mengganggu tidurku saja!” gerutu Oksi. Ia menggeliat malas, lalu menutup matanya. Oksi sekali lagi tertidur. Saat matahari mulai tenggelam, Oksi terbangun. Namun bukan hari gelap yang membuatnya terbangun.
“Wah wah, aku mencium bau ikan. Mungkin papa beruang baru memancing?” gumam Oksi. Ia lalu mencari sumber bau ikan itu.
Rupanya, bau ikan itu datang dari tas Kuma yang penuh ikan. Tas itu tergeletak begitu saja di bawa pohon. Wah, wah, rupanya Kuma sedang asyik bermain petak umpet dengan ketiga anak rubah. Bermain dengan adik-adik Oksi. Diam-diam, Oksi mengambil ikan-ikan Kuma.
“Kuma, selalu menang kalau main petak umpet! Soalnya, kamu bisa sembunyi di pohon!” terdengar suara salah satu adik Oksi.
“Tapi main petak umpet jadi seru kalau ada kamu! Besok kita main lagi, ya!” seru adik Oksi yang lain.
“Iyaaa, aku janji, akan datang dan main bersama kalian lagi,” kata Kuma gembira.
Hari sudah gelap. Kuma bergegas mengambil tasnya dan pulang ke rumah. Ibunya menyambut di depan pintu.
“Kuma, kamu pasti terlalu asyik bermain lagi! Ayahmu tadi menanyakanmu. Sekarang ayahmu sudah tidur. Ayoo, cepat makan sup, dan segera tidur, ya,” kata ibu Kuma.
Kuma kecewa karena tidak bisa memamerkan ikan hasil tangkapannya pada ayahnya. Kuma meletakkan tasnya di dapur lalu segera tidur.
Keesokah paginya, ketika terbangun, Kuma langsung melompat keluar dari kamarnya. “Ayah, aku punya kejutan untuk Ayah!” serunya.
“Mmm… apa yang kamu bawa?” tanya ayah Kuma.
Kuma berlari ke dapur dan mengambil tasnya. Ia baru sadar kalau tasnya ringan. Ia memeriksa isi tasnya dan sangat terkejut.
“Astagaaa… kenapa tasku kosong? Siapa yang ambil ikan-ikanku?”
Kuma segera berlari ke hutan. Ayah ibunya hanya menggelengkan kepala melihatnya. Di tengah jalan, Kuma berpapasan dengan tiga anak rubah adik Oksi.
“Ada apa, Kuma?” sapa ketiga anak rubah itu.
“Ada yang mencuri ikanku!”
“Wah…, siapa yang mencuri ikanmu?” tanya ketiga anak rubah itu heran.
“Eeeh, tunggu! Aku ingat! Kak Oksi kan sedang sakit. Katanya, ada tulang ikan tersangkut di lehernya!” kata salah satu adik Oksi.
Kuma segera berlari ke rumah Oksi. Ketiga adik Oksi ikut berlari di belakangnya.
Di depan rumah Oksi, tampak Oksi sedang kesakitan sambil memegang lehernya. Kuma yang mau marah, jadi tidak tega. Ia segera menepuk punggung Oksi. BHUK! Seketika, tulang ikan keluar dari mulut Oksi.
“Okhhh… terima kasih, Kuma…” kata Oksi penuh rasa bersalah. Ia mengaku, telah mencuri ikan-ikan Kuma.
“Sekarang, aku akan membantumu menangkap ikan,” janji Oksi.
Ketiga adik Oksi juga mau membantu. Kuma gembira dan mengajak mereka pergi ke sungai bersama.
“Kau beruang yang baik. Ayahmu pasti bangga padamu,” kata Oksi. Kuma tersenyum senang.
Teks: Chris / Dok. Majalah Bobo
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR