Kalau teman-teman sedang berlibur ke Bandung, coba sempatkan datang ke Kampung Adat Cikondang. Desa wisata ini memberikan kita banyak pelajaran tentang sejarah dan budaya, lo.
Kampung ini berada di daerah bukit di Bandung Selatan, sekitar 38 kilometer dari Kota Bandung, tepatnya di Desa Lamajang, Kecamatan Pangalengan. Nama Cikondang ini sendiri berasal dari kata cai dalam bahasa Sunda yang berarti air dan pohon kondang. O iya, sejak tahun 2003 lalu, kampung ini sudah dijadikan sebagai desa wisata oleh Pemerintah Kabupaten Bandung, lo.
Sejarah Kampung
Kampung ini diperkirakan berusia 300 tahun dan pada saat itu terdapat 40 rumah adat Sunda. Lantai maupun dinding rumah-rumah di sana terbuat dari bambu, hanya tiang penyangganya saja yang terbuat dari kayu.
Namun kebakaran besar pada tahun 1942 menghanguskan dan menghancurkan rumah-rumah adat di sana. Pada saat itu, penjajah Belanda mengira kampung ini merupakan tempat persembunyian para pejuang kemerdekaan sehingga kampung ini dibakar. Dari kebakaran itu, hanya tersisa 1 rumah adat yang disebut Bumi Adat.
Setelah kebakaran itu, rumah-rumah dibangun lagi, tapi dengan desain yang lebih modern. Hanya Bumi Adat yang masih dipertahankan berbentuk seperti rumah tradisional. Namun rumah-rumah modern itu didirikan dengan menghadap ke utara, sesuai aturan leluhur.
Bumi Adat
Bumi Adat ini berbentuk rumah panggung dengan luas 14 meter persegi. Di dalamnya ada 2 kamar, yaitu untuk juru kunci yang disebut kuncen, dan satu lagi untuk menyimpan beras yang disebut goah. Selain 2 kamar, rumah adat ini memiliki ruang tengah yang menyatu dengan dapur. Namun dapur tidak digunakan untuk memasak makanan, tapi hanya untuk memasak nasi saja.
Di dalam Bumi Adat hanya ada lemari dan beberapa peralatan makan yang terbuat dari seng dan gelas yang terbuat dari tanah liat untuk tamu yang datang. O iya, Bumi Adat juga dianggap sebagai tempat yang suci sehingga banyak peraturan yang harus ditaati saat berkunjung, misalnya melangkah dengan kaki kanan lebih dulu saat masuk.
Di bagian luar, ada ruangan yang berukuran lebih kecil yang disebut bale-bale. Ruangan ini digunakan untuk menyimpan bahan makanan. Sedangkan di luar bale-bale biasanya digunakan warga untuk memasak. Tak jauh dari bale-bale, ada lumbung padi dan kamar mandi.
Warga Kampung
Orang-orang yang tinggal di kampung ini juga mewariskan sikap-sikap yang baik, lo. Sikap baik yang paling utama adalah sopan santun. Warga di sana harus hormat dan patuh kepada orangtua dan sesama, mereka juga dilarang untuk berbicara dengan keras, apalagi buang air sembarangan.
Warga kampung juga sangat menjunjung tinggi sikap gotong royong. Setiap ada ritual atau acara tradisional, mereka bersama-sama membantu mempersiapkan acara agar berjalan dengan baik. Wah, sikap-sikap seperti ini harus kita contoh nih, teman-teman.
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR