Bobo.id - Sejak zaman dulu, orang suka mengunyah. Kalau nenek moyang kita sehari-hari suka mengunyah daun sirih, orang dulu suka mengunyah apa saja. Tulang muda, getah pohon, dan apa saja yang bisa dikunyah.
Chewing Gum yang Dikunyah
Orang Indian di Amerika suka mengunyah getah dari pohon spruce atau damar, sejenis cemara.
Konon rasa getah itu pahit, tetapi mereka sangat menyukainya.
Hal itu menimbulkan ide yang bagus pada John Curtis. Pada 1848, John Curtis membuat permen karet dari getah spuche.
Namanya State of Marine Pure Spruche. Meskipun rasanya pahit, permen itu disukai banyak orang.
Baca juga: 5 Cara Menghilangkan Noda Permen Karet
Pada 1871, Antonio Lopez de Santa Anna membuat permen dari getah pohon Sapodilla tropis sejenis pohon sawo. Permen karet itu diberi perasa manis, sehingga rasanya lebih enak.
Lalu Antonio Lopez de Santa Anna bekerja sama dengan Thomas Adam memproduksi permen karet itu.
Thomas Adam yang menciptakan mesin pembuat permen karet. Mesin itu dipatenkan sebagai ciptaan Thomas Adam pada tahun 1871.
Pada 1890-an Wlliam Wrigley Jr. mengembangkan permen karet. Lalu, pada 1893 pabrik permen karetnya melucurkan permen karet rasa buah dan rasa mint.
Baca juga: Mengapa Permen Karet Tidak Boleh Ditelan?
Sampai saat itu, permen karet hanya bisa dikunyah. Belum bisa ditiup jadi balon. Permen karet itu disebut chewing gum.
Bubble Gum yang Ditiup Jadi Balon
Permen karet yang bisa ditiup jadi gelembung serupa balon disebut bubble gum.
Pada tahun 1906 Fank H. Fleer, seorang pemilik permen karet, mencoba membuat bubble gum.
Namun hasilnya sangat lengket. Walter Diemer berhasil menyempurnakan resep tersebut dan terciptalah bubble gum seperti yang kita kenal sekarang.
Walter Diemer yang merupakan seorang akuntan di pabrik permen karet tersebut, akhirnya dikenal sebagai penemu bubble gum.
Foto: Creative Commons
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Aan Madrus |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR