Bobo.id – Seperti yang kita tahu, bahwa dinosaurus adalah hewan purba yang pernah hidup sekitar ratusan juta tahun yang lalu.
Namun, saat ini dinosaurus sudah tidak ada lagi karena mengalami kepunahan. Bagaimana sejarah kepunahan hewan ini, ya?
Teori Alvarez
Ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana dinosaurus bisa punah. Pertama, dinamakan teori Alvarez yang diungkapkan oleh Walter Alvarez sekitar tahun 1970.
Teori ini mengungkapkan penyebab kepunahan dinosaurus adalah jatuhnya sebuah asteroid raksasa ke Bumi sekitar 65 juta tahun yang lalu. Tepatnya pada akhir zaman Cretaceous di Yucatan Peninsula, Meksiko.
Sinar Matahari Tidak Bisa Masuk ke Bumi
Setelah peristiwa itu, Bumi pun tertutup awan, asap, serta debu yang pekat, hitam, dan tebal. Suasana pun menjadi gelap dan dingin karena sinar matahari tidak dapat menerobos ke Bumi.
Keadaan ini terjadi selama berbulan-bulan lamanya, sehingga menyebabkan tumbuhan yang ada di darat maupun di laut banyak yang mati.
Hujan Asam
Gas-gas kimi dari debu asteroid tersebut menyebabkan hujan asam. Hujan ini yang membuat laut, sungai, dan danau menjadi tercemar.
Makhluk hidup yang mati bertambah banyak, salah satunya adalah dinosaurus. Hewan ini mati karena terbakar api asteroid, badai, kelaparan, serta keracunan.
Baca juga : 10 Museum Dinosaurus Terbaik di Dunia
Perubahan Alam
Teori lainnya adalah adanya perubahan alam sekitar akhir zaman Cretaceous. Yang terjadi saat itu adalah meningkatnya aktivitas gunung berapi, kutub menjadi lebih dingin, iklim dan suhu berubah, keadaan bumi yang semakin kering, dan perubahan alam lainnya.
Dinosaurus Harus Bersaing dengan Mamalia dalam Mencari Makan
Keadaan ini membuat semua makhluk hidup di Bumi harus bisa beradaptasi. Bagi makhluk hidup yang tidak bisa beradaptasi, akan punah.
Salah satunya yang punah saat itu adalah dinosaurus. Karena dalam mencari makan waktu itu, dinosaurus tidak hanya menghadapi perubahan alam, tapi juga mamalia.
Mamalia di zaman dulu ternyata suka memakan telur-telur dinosaurus, itulah kenapa dinosaurus makin cepat punah.
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR