Bobo.id – Dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia, sejak dahulu hingga sekarang, nama Pak Suwandi selalu dikenang. Siapakah dia?
Menempati Beberapa Jabatan Penting
Nama lengkapnya adalah RM. Suwandi, yang lahir di Surakarta, pada bulan Oktober 1899.
Semasa hidupnya, Pak Suwandi pernah menempati beberapa jabatan penting di Republik Indonesia ini, lo. Di antaranya, sebagai Menteri kehakiman dan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan semasa Kabinet Sjahrir I, II, dan III.
Baca juga : 5 Penulisan Bahasa Indonesia yang Sering Salah
Munculnya Ejaan Soewandi
Sebagai sarjana Hukum lulusan tahun 1923, Pak Suwandi termasuk salah satu orang terdidik di masa-masa awal berdirinya Republik Indonesia. Waktu itu, masih sangat jarang orang yang bersekolah dan terdidik.
Semasa hidupnya, Pak Suwandi dikenang atas gagasannya tentang pemakaian bahasa Indonesia. Beliau adalah penggagas Ejaan Soewandi.
Sebagai ketentuan ejaan Bahasa Indonesa, Ejan Soewandi diberlakukan pada 17 Maret 1947.
Saat itu, ejaan itu muncul menggantikan Ejaan Van Ophuijsen, yang sudah digunakan sejak 1901.
Ejaan Soewandi pada Masa Itu
Beberapa contoh ejaan yang membedakan Ejaan Soewandi dengan Ejaan Van Ophuijsen adalah :
Huruf ‘oe’ menjadi ‘u’. Misalnya, kata ‘goeroe’ menjadi ‘guru’. Lalu ada juga bunyi hamzah atau bunyi sentak, yang sebelumnya dinyatakan dengan tanda (‘), ditulis menjadi ‘k’. Misalnya pada kata-kata tak, pak, dan maklum.
Baca juga : Apakah Bahasa Indonesia = Bahasa Melayu?
Selain itu, kata ulang boleh ditulisan dengan angka 2. Misalnya ubur-ubur menjadi ubur2, bermain-main menjadi ber-main2, dan kebarat-baratan menjadi ke-barat2-an.
Ada lagi awalan ‘di-’ dan kata depan ‘di’, dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata depan ‘di’ yang menunjukkan kata keterangan tempat, misalnya dirumah atau disawah.
Kata itu tidak dibedakan dengan imbuhan ‘di-‘ yang menunjukkan kata kerja seperti pada kata dibeli atau dimakan. Kedua imbuhan ‘di-‘ ini sama-sama disambung dengan kata yang mengikutinya.
Setelah Itu, Muncul Ejaan yang Disempurnakan
Lalu, pada tanggal 26 Desember 1960, Pak Suwandi meninggal dunia. Delapan tahun setelah itu, Ejaan Soewandi pun berganti menjadi Ejaan yang Disempurnakan (EYD) hingga sekarang.
Sumber : Intisari.grid.id
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR