Bobo.id – Satelit buatan manusia yang diluncurkan ke ruang angkasa tidak akan bertahan selama-lamanya seperti satelit alami. Lalu bagaimana kalau satelit itu mati ya? Yuk, kita simak!
Umur Satelit Buatan
Umur satelit buatan itu berbeda-beda, tergantung pada banyaknya jumlah bahan bakar yang dipakai untuk menyalakan roket di satelit itu. Namun bahan bakar itu disediakan rata-rata untuk 15 tahun.
Setelah bahan bakar itu habis, satelit tidak akan memiliki posisi yang tetap di orbit walaupun sistem komunikasinya masih bisa berfungsi.
Satelit yang sudah dalam keadaan ini sudah tidak bisa digunakan lagi dan bisa disebut mati.
Satelit Kecil
Ada 2 cara untuk “mengubur” satelit yang sudah tidak bisa dipakai lagi tergantung seberapa tinggi satelit itu berada di atas Bumi.
Kedua cara itu adalah dengan mendekatkannya ke Bumi atau menjauhkannya dari Bumi.
Satelit kecil yang masih dekat dengan Bumi, akan didekatkan ke Bumi. Para ilmuwan menggunakan sisa-sisa bahan bakar satelit itu untuk mengurangi kecepatannya di orbit.
Saat melambat itulah satelit akan turun dari lintasan orbit dan ditarik oleh gravitasi Bumi sehingga kembali lagi ke Bumi. Namun satelit itu akan terbakar di atmosfer.
Sedangkan satelit kecil yang berada jauh dari Bumi justru malah akan didorong menjauhi Bumi. Para ilmuwan juga menggunakan sisa-sisa bahan bakar untuk menjauhkannya dari Bumi.
Kenapa tidak dikembalikan ke Bumi? Karena satelit yang jauh akan membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk kembali ke Bumi. Maka itu satelit seperti ini lebih muda didorong jauh dari Bumi.
Satelit Besar
Nah, kalau satelit kecil yang didekatkan ke Bumi akan terbakar di atmosfer.
Namun bagaimana dengan satelit besar yang tidak akan habis terbakar di atmosfer? Memang satelit besar itu akan membahayakan manusia karena ukurannya yang besar walaupun sudah terbakar sedikit di atmosfer.
Maka itu, para ilmuwan akan mengarahkan satelit besar ini ke daerah yang tidak berpenghuni. Tempat yang disebut sebagai Kuburan Satelit ini terletak di Samudera Pasifik bagian selatan.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR