Bobo.id - Ilmuwan menemukan laba-laba aneh di Madagaskar. Keanehannya itu terletak di bagian mulut.
Mulutnya mirip seperti kepala burung pelikan. Karena itu, laba-laba aneh ini juga sering disebut laba-laba pelikan.
Baca juga: Laba-Laba Ini Mirip Pikachu
Sempat Dikira Punah
Spesies laba-laba ini ditemukan pertama kali pada 1854 dalam keadaan terawetkan. Pada waktu itu ia ditemukan terjebak di potongan ambar berusia 50 juta tahun.
Para ahli awalnya menyangka makhluk aneh itu adalah makhluk purba.
Namun, pada tahun 1881, laba-laba pelikan hidup ditemukan di Madagaskar.
Baca juga: Tahukah Kamu, Laba-Laba Bukan Serangga?
Seperti Pelikan
Dari penemuan terakhir, para ahli pun menemukan bentuk tidak biasa laba-laba ini.
Ukuran tubuhnya relatif kecil dan panjangnya hanya 2-8 milimeter atau sekitar enam kali ukuran kutu rambut.
Nah, ciri yang paling mencolok adalah bentuk kepala yang aneh dan bagian mulutnya yang memanjang.
Jika bagian tersebut dilipat, mirip dengan kepala burung pelikan.
Baca juga: Laba-laba Air yang Tinggal di Rumah Balon
Kanibal
Selain punya anatomi yang aneh, laba-laba pelikan juga dikenal sebagai pembunuh yang andal karena cara berburu mereka.
Laba-laba pelikan adalah nokturnal atau aktif di malam hari. Tidak seperti kebanyakan laba-laba lain, laba-laba pelikan adalah kanibal.
Yap, mereka suka memangsa sesama laba-laba.
Saat berburu, laba-laba akan berpura-pura terjebak di jaring yang dibuat laba-laba lain.
Caranya dengan memainkan jaring, menirukan getaran serangga yang sedang terjebak dan berusaha melarikan diri.
Dengan begitu, laba-laba pemilik jaring pun datang untuk melihat.
Saat laba-laba itu datang, laba-laba pelikan akan secara tiba-tiba menyerang dan menusuk laba-laba malang ini dengan mulutnya yang panjang.
Baca juga: Membuat Laba-laba Mainan
Menemukan 26 Spesies
Awalnya, laba-laba pelikan sulit diteliti karena habitatnya yang terpencil di Australia, Afrika Selatan, dan Madagaskar. Ditambah lagi karena ukurannya yang kecil.
Untungnya, ada seorang ahli antropoda dari Museum Nasional Smitsonian bernama Hannah Wood, yang berhasil memeriksa dan meneliti ratusan laba-laba pelikan.
Ia ditemani Nikolaj Scharff, entomologis dari Universitas Kopenhagen.
Mereka menyortir laba-laba pelikan yang didapat dari wilayah Madagaskar dan koleksi museum.
Hasilnya, mereka berhasil mengelompokan laba-laba pelikan menjadi 26 spesies, 18 di antaranya bahkan merupakan spesies laba-laba pelikan yang baru.
Meski ke-26 spesies laba-laba tersebut memiliki ciri yang sama, mereka tetap bisa dibedakan satu sama lain berdasarkan panjang rahang mereka, duri, serta pola pada perut.
Uniknya, spesies yang masih hidup saat ini tidak banyak berubah dengan nenek moyang mereka yang ditemukan dalam batu ambar. Dengan begitu mereka menjadi fosil hidup.
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR