Bobo.id - Di sekitar Glodok, terdapat sebuah gereja unik dengan desain seperti bangunan di Tiongkok, namnaya Gereja St Maria De Fatima.
Gereja ini tepatnya berada di Jalan Kemenangan III.
Sejak Masa Kolonial
Gereja St. Maria De Fatima berdiri sejak tahun 1850, saat Indonesia belum merdeka.
Sejak saat ini, gereja St. Maria ini dilirik sebagai gereja yang unik dengan atapnya yang melengkung dan lancip.
Berawal dari Rumah
Ternyata, bangunan gereja adalah rumah dari seorang warga Tionghoa. Pantas saja bentuknya mirip rumah.
Sampai akhirnya pada tahun 1950, seorang pastur membeli rumah itu dan menjadikannya gereja.
Ia adalah Pater Wilhemlmus Krause van Eeden. Selain dibuat jaid gereja, kawasan ini pun juga menjadi asrama dan sekolah.
Awalnya gereja ini bernama Toesebio, lalu diubah menjadi Santa Maria de Fatima.
Nama Santa Maria de Fatima diambil dari cerita tentang penampakan Bunda Maria kepada tiga anak gembala.
Cerita ini pun dijadikan relief pada Bukit Maria yang letaknya di samping gereja.
Baca juga: Jelajah Bersejarah di Kawasan Glodok
Paduan Merah dan Oranye
Pada pintu masuk, terdapat patung dua singa sebagai lambang penjaga gereja. Selain itu, kepercayaan orang Tionghoa menyebutkan bahwa singa adalah lambang kemegahan bangsawan.
Dengan merayakan Natal di Gereja Santa Maria De Fatima, Anda akan merasa seperti merayakan momen istimewa ini di Negeri Tirai Bambu.
Gereja ini identik dengan perpaduan warna merah dan oranye, sehingga suasana khas Tionghoa pun sangat terasa.
Selain warna, bentuk gedung, lantai, hingga ukirannya pun khas Tionghoa. Arsitektur ini dipertahankan sejak dahulu hingga saat ini.
Sejak tahun 1972, Gereja Santa Maria De Fatima dilindungi undang-undang sebagai Cagar Budaya karena makna sejarah serta arsitekturnya yang mempertahankan gaya bangunan khas Fukien atau Tiongkok Selatan.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR