Matahari bersinar cerah. “Asyik, hari ini kita piknik!” seru Upik. “Pemandangan di pegunungan pasti indah sekali. Aku harus melukisnya!” kata Coreng.
“Anak-anak, bantu Emak berkemas!” perintah Emak. “Aku akan memeriksa mobil,” kata Bapak. Semua sibuk. Aduuuh, Paman Gembul malah asyik menonton televisi.
“Paman Gembul, cepaaat!” seru Upik. Paman Gembul berlari-lari sambil membawa keranjang bekal. “Eh, alat gambarku ketinggalan!” Coreng keluar lagi dari dalam mobil.
“Ayo, cepat! Kita sudah kesiangan!” seru Emak. Mobil berjalan perlahan. Upik bernyanyi-nyanyi gembira. Diam-diam, Paman Gembul mencomot sepotong kue dari keranjang bekal.
“Ahhh, segarnya udara pegunungan!” kata Bobo. “Lo, mana Coreng?” tanya Emak. Emak melongokkan kepala ke dalam mobil. “Astaga, Coreng tertinggal di rumah!” serunya panik.
Emak gelisah sekali. “Coreng pasti baik-baik saja di rumah,” hibur Bapak. “Aku meninggalkan sepotong kue di kulkas. Coreng tidak akan kelaparan,” tambah Paman Gembul.
Perjalanan pulang terasa sangat lama buat Emak. Sampai di rumah, Emak langsung berlari keluar dari mobil. “Coreeeng!!!” seru Emak.
Emak tersenyum lega melihat Coreng yang tertidur di kursi. Di dekatnya ada piring berisi sisa kue. “Ah, untuk kamu baik-baik saja, Nak!” bisik Emak sambil mencium Coreng.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero. Ilustrasi: Rudi
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR