Bobo.id – Bangunan candi biasanya terbuat dari batu-batuan. Namun 3 candi ini keren, lo, karena terbuat dari emas. Candi apa saja, ya?
1. Pha That Luang
Candi ini berada di Laos, tepatnya di pusat kota Vientiane.
Candi agama Buddha ini diyakini dibangun pada abad ke-3. Wah, sudah lama sekali, ya.
Di Laos sendiri, Pha That Luang dianggap sebagai monumen nasional terpenting dan simbol negara itu.
Tinggi candi ini sekitar 45 meter dan memiliki 3 tingkat.
Tingkat pertama itu menggambarkan neraka, tingkat kedua menggambarkan Bumi dan kesempurnaan Sang Buddha, serta tingkat ketiga menggambarkan surga.
Candi ini juga dikelilingi oleh stupa-stupa kecil berjumlah 30 stupa.
2. Shwedagon Paya
Shwedagon Paya atau Shwedagon Pagoda sering juga disebut Pagoda Emas.
Pagoda berlapis emas ini berada di Yangon, Myanmar.
Tingginya sekitar 110 meter dan berbentuk stupa agama Buddha.
Pagoda inimerupakan tempat yang paling suci bagi masyarakan Myanmar.
Karena di dalam pagoda ini tersimpan peninggalan sejarah Buddha.
Peninggalan itu adalah tongkat Kakusandha, saringan air Konagamana, sepotong jubah Kassapa, dan 8 helai rambut Siddharta Gautama.
Menurut legenda yang ada, pagoda ini sudah dibangun sejak 2.500 tahun yang lalu.
Hebatnya lagi, di bagian paling atas stupa itu bukan hanya dilapisi emas saja, tapi juga sebanyak 4.500 berlian, lo.
3. Sri Harmandir Sahib
Sri Harmandir Sahib atau disebut juga Kuil Emas terletak di kota Amritsar, Punjab, India.
Kuil yang sudah dibangun sekitar 415 tahun yang lalu ini unik, lo.
Sri Harmandir Sahib memang dibangun untuk menjadi tempat ibadah bagi laki-laki dan perempuan dari semua lapisan masyarakat dan semua agama.
Kuil ini terbuka untuk siapa saja yang ingin menyembah Tuhan.
Jadi, semua orang, agama apapun itu, bisa dan boleh mengunjungi Kuil Emas ini.
Bahkan, ada lebih dari 100.000 orang setiap harinya yang datang ke kuil ini untuk beribadah.
Sri Harmandir Sahib memiliki 4 pintu masuk yang mewakili 4 arah sekaligus melambangkan keterbukaan terhadap semua agama.
Nah, itulah 3 candi yang terbuat dari emas. Keren, ya!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR