Bobo.id – Saat ini setiap selesai mengambil gambar dengan kamera, kita bisa melihatnya pada layar, lalu menghapus apabila kita anggap gambar itu tidak bagus.
Namun, kamera analog tidak begitu karena foto yang diambil tidak bisa langsung dilihat dan tidak bisa dihapus.
Kamera Analog
Sebelum ada kamera digital, berkembang ada kamera analog yang sudah lebih dulu berkembang. Apa sih kamera analog itu?
Kamera analog adalah jenis kamera yang menggunakan media film untuk memotret gambar.
Nantinya gambar yang disimpan ini harus mengalami proses “cuci cetak” terlebih dahulu untuk bisa kita lihat hasilnya.
Waaah... panjang, ya, prosesnya!
Tahun 1980-an
Kamera analog mulai berkembang pada tahun 1980-an. Sony Mavica adalah perusahaan pertama yang membuat kamera jenis ini.
Kemudian, kamera analog pun berkembang hingga pada tahun 1984, kamera analog yang diproduksi Canon digunakan untuk memotret olimpiade dan dimuat di surat kabar di Jepang.
Baca juga: Mengenal Kamera si Penangkap Bayangan
Gulungan Film
Keberadaan gulungan film sangat penting untuk menyimpan gambar yang ditangkap. Film terdiri dari banyak mikro kapsul molekul dengan berbagai jenis warna, yaitu hijau, merah, biru dan kuning.
Warna-warna inilah yang nantinya membuat gambar yang ditangkap dapat dicetak.
Film memiliki tanggal kadaluwarsa. Biasanya, ada perbedaan efek warna yang dihasilkan saat mencetak foto apabila menggunakan film yang kadaluwarsa.
Baca juga: Mengenal Profesi Juru Kamera
Resolusi yang Besar
Salah satu kelebihan dari kamera analog adalah resolusi gambar yang besar, sehingga bisa dicetak pada kertas foto yang besar sekalipun tanpa takut gambar pecah.
Hal ini mungkin menjadi kekurangan beberapa kamera digital yang memiliki resolusi yang kecil.
Saat ini kamera analog kembali digemari karena uniknya hasil foto yang dihasilkan.
Foto pun bisa diperoleh dalam format digital dengan proses scan sehingga jika ingin mengunggah ke media sosial juga tetap bisa.
Ingin mencoba? Coba cek di rumah! Siapa tahu ada kamera analog lama yang masih bisa dipakai.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR