Bobo.id – Siapa yang suka main ayunan? Bobo juga suka main ayunan, rasanya menyenangkan. Hi… hi… hi…
Tapi teman-teman ada yang mau mencoba naik ayunan setinggi 10 meter?
Mattojang adalah permainan ayunan tradisional yang beda dari ayunan pada umumnya.
Karena ayunan ini tingginya sampai 10 meter, lo!
Mattojang sendiri merupakan tradisi masyarakat suku Bugis di Sulawesi Selatan.
Ayunan tradisional ini berdiri di atas 4 tiang kayu, sedangkan dudukan ayunannya berada setinggi 1,20 meter di atas tanah.
Pemain mattojang naik ke ayunan itu dan tak lupa memakai ikat pengaman di pinggangnya.
Supaya bisa berayun di udara, ada 2 orang yang mengendalikan ujung tali ayunan itu.
Sejarah Tradisi
Kata mattojang berasal dari kata tojang yang artinya ayunan.
Masyarakat Bugis mengartikan Mattojang sebagai permainan berayun-ayun.
Tradisi ini dilakukan untuk memperingati proses turunnya manusia pertama yaitu Batara Guru dari Botting Langi’ atau Negeri Khayangan ke Bumi.
Menurut kepercayaan mereka, Batara Guru turun dari Botting Langi’ dengan menggunakan Tojang Pulaweng, yaitu ayunan emas.
Batara Guru dalam kebudayaan Bugis merupakan nenek dari Sawerigading.
Sawerigading sendiri adalah ayah dari La Galigo, tokoh terkenal di kebudayaan Bugis yang membuat kitab La Galigo.
Pesta Panen
Sayangnya, ayunan tradisional ini sudah mulai hilang karena berkembangnya teknologi. terutama di kota-kota besar.
Namun, permainan ini masih bisa kita lihat di desa-desa yang mempertahankan tradisi pesta panen.
Selain mattojang, biasanya warga juga melakukan pencak silat dan mappadendang atau tumbuk lesung untuk merayakan panen.
Saat pesta ini berlangsung, para petani, tokoh adat, dan tokoh utama berdiskusi tentang bagaimana cara mengahadapi musim tanam agar hasil panennya berlimpah.
Ayo, siapa yang mau ikut Bobo mencoba naik ayunan tinggi ini?
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR