Bobo.id - Apakah teman-teman pernah mendengar peribahasa ‘setali tiga uang’?
Terkadang istilah ini mungkin digunakan dalam percakapan sehari-hari, yang artinya sepaham atau sama dan tidak ada bedanya.
Namun, tahukah teman-teman dari mana asal usul istilah itu? Dan apa hubungannya tali dengan uang dalam peribahasa ini?
BACA JUGA : Inilah 5 Mata Uang Tertua di Indonesia
Mata Uang Setali
Sejarahnya dimulai sejak tahun 1950 sampai 1960, ketika waktu itu mata uang yang beredar bukanlah nominal uang rupiah seperti yang ada saat ini.
Dulu, mata uang yang ada sangat bervariasi. Hampir semuanya terdiri dari uang logam dan hanya sedikit uang kertas.
Kalau saat ini nominal terendah untuk mata uang logam adalah Rp 100, dulu bahkan ada uang satu sen, lo. Satu sen itu itu nominal di bawah satu rupiah.
BACA JUGA : 7 Cara Bijak Mengelola Uang Jajan
Selain itu, ada juga uang lima sen, 10 sen, 25 sen, dan 50 sen.
Kemudian di tahun 50-an mulai dikenal mata uang yang disebut dengan ‘setali’.
Setali merupakan sebutan untuk 3/4 rupiah, nominalnya sama dengan 75 sen.
BACA JUGA : Kita Akan Diberi Uang 139 Juta Rupiah, Jika Mau Tinggal di Desa Ini!
Setali Itu Tiga Uang 25 Sen
Nah, jika uang setali ditukarkan dengan uang 25 sen, maka akan menjadi 3 uang logam atau kertas yang masing-masing senilai 25 sen.
Dari sini, kita bisa tahu bahwa ‘setali tiga uang’ itu maksudnya dengan setali (75 sen), kita bisa mendapatkan tiga uang.
Peribahasa ini menunjukkan bahwa setali dan tiga uang itu tidak ada bedanya, sama, maka bisa diartikan dengan sepaham.
Di masa dulu, budaya berpantun atau berperibahasa masih sangat sering dilakukan oleh masyarakat Melayu.
Sehingga ada banyak peribahasa yang diambil dari kejadian sehari-sehari, salah satunya ya ‘setali tiga uang ini’.
BACA JUGA : Bagaimana Cara Mengisi Uang di ATM?
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR