Bobo.id - Apakah teman-teman pernah merasa terganggu dengan jenis bunyi-bunyian tertentu?
Misalnya bunyi suara detak jam atau suara langkah kaki.
Kalau ternyata iya, mungkin saja teman-teman mengalami yang namanya misophonia.
Apa itu misophonia? Yuk, kita cari tahu!
Benci terhadap Suara Tertentu
Dilansir dari laman hellosehat, misophonia berasal dari bahasa Yunani. ‘Miso’ artinya benci dan ‘phon’ artinya suara.
Kalau diartikan, misophonia adalah benci akan suara.
Maksudnya, seseorang yang menderita misophonia, akan langsung bereaksi terhadap suara tertentu.
Suara-suara tersebut biasanya yang berasal dari kebiasaan orang lain.
BACA JUGA : Ternyata Berkumur dan Minum Air Garam Bisa Menyembuhkan Banyak Penyakit
Seperti suara mengunyah, mendecakkan lidah, bersiul, suara detak jam, suara anjing menggonggong, suara kantong plastik yang diremas, atau suara langkah kaki.
Namun, mereka yang mengalami misophonia tidak akan terganggu, jika suara-suara tersebut dihasilkan oleh mereka sendiri.
Reaksi Misophonia
Misophonia bisa terjadi begitu saja tanpa sebab tertentu.
Sampai saat ini, belum ada penjelasan yang pasti, mengapa seseorang bisa menderita misophonia.
BACA JUGA : 5 Penyakit Langka dan Aneh di Dunia
Saat penderita misophonia mendengarkan suara tertentu mereka akan langsung bereaksi dan merasa tidak nyaman.
Mereka biasanya akan stres dan gugup, marah, takut, merasa kesal karena sangat terganggu, panik, menjadi tidak sabaran, sampai merasa tertekan seolah terjebak dalam situasi yang buruk.
Ini terjadi sebab gelombang suara itu membuat tulang di bagian tengah telinga menjadi bergetar.
BACA JUGA : Apa Itu Penyakit Difteri?
Kemudian telinga akan mengubah suara menjadi sinyal elektrik yang selanjutnya dikirim ke saraf pendengaran pada otak.
Belum ada pengobatan khusus yang bisa benar-benar menyembuhkan misophonia.
Namun, mereka yang menderita misophonia bisa mengikuti beberapa jenis terapi, yang membantu mengurangi gejala dari misophonia ini.
BACA JUGA : Muscae volitantes, Bintik-bintik Seperti Cacing yang Melayang di Mata
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR