Bobo.id - Mungkin teman-teman sudah kenal beberapa jenis makanan Korea. Misalnya seperti bibimbap, bulgogi, atau kimchi.
Ketiga jenis makanan itu bisa kita dapatkan di Indonesia, karena sudah banyak yang menjualnya.
Namun, pernahkah teman-teman mendengar tentang hangwa?
Hangwa adalah jenis kue tradisional Korea yang dibuat dari tepung, madu, dan minyak.
Menurut sejarah, ada 254 jenis hangwa yang pernah diciptakan, lo. Namun, hanya beberapa jenis hangwa yang mampu bertahan hingga saat ini.
Tiga jenis hangwa yang banyak ditemukan adalah yakgwa, yugwa, dan dasik.
BACA JUGA : Fakta Seputar Korea Utara dan Korea Selatan
Yakgwa
Dulu, yakgwa atau yumilgwa dibuat khusus untuk keluarga kerajaan. Dibuat dari tepung, minyak, dan madu yang kemudian dicetak menjadi bentuk bunga, lalu digoreng.
Setelah itu, diolesi dengan madu dan ditaburi dengan kayu manis.
Yakgwa memiliki rasa yang manis dan tekstur yang kenyal.
Yugwa
Sebaliknya, yugwa dibuat dan dikonsumsi oleh rakyat jelata. Kue ini membutuhkan waktu sekitar sebulan untuk difermentasi dan dipercaya menyehatkan.
Karena dibuat dengan proses pengukusan dan penggorengan, yugwa memiliki lapisan luar yang renyah dan lapisan dalam yang lembut.
BACA JUGA : Huruf Korea Menjadi Huruf Resmi di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara
Dasik
Sementara itu, dasik yang secara harfiah artinya makanan teh adalah kue yang diciptakan untuk dinikmati bersama teh.
Dasik umumnya berukuran kecil dan bisa dimakan sekaligus. Terbuat dari tepung pinus yang melambangkan umur panjang.
Hiasan pada dasik juga sangat beragam dan mengikuti tren pada zamannya.
Sempat Dilarang oleh Pemerintah
Hangwa pertama kali dimakan oleh keluarga kerajaan pada abad ke-7. Makanan ini sebagai pengganti buah yang sulit ditemukan pada musim dingin.
Hangwa masa kini, dibuat dari beras dan dibentuk menyerupai buah.
Memasuki abad ke-9, bentuk hangwa pun semakin bermacam-macam dan semakin disukai banyak orang.
Namun, pemerintah Korea di masa itu sangat khawatir, melihat kesukaan masyarakat terhadap hangwa ini.
Sebab itu, pemerintah pun mengeluarkan perintah larangan untuk mengonsumsi hangwa, demi melindungi bahan-bahan dasar yang biasa digunakan untuk membuat hangwa.
BACA JUGA : Inilah Perbedaan Penggunaan Internet di Korea Utara dengan Negara lainnya
Hangwa Culture Center
Sejak abad ke-14, hangwa tidak lagi dikhususkan untuk raja atau jamuan khusus saja. Seluruh masyarakat Korea diperbolehkan untuk membuat dan memakanan hangwa sebagai camilan.
Namun, seiring berkembangnya zaman, popularitas hangwa pun semakin berkurang.
Masyarakat mulai meninggalkan hangwa dan beralih ke camilan yang banyak tersedia di supermarket modern.
Nah, karena hal ini, ada museum hangwa di Pocheon, Korea Selatan, yang mencoba mengabadikan dan melestarikannya kembali,
Museum yang bernama Hangwa Culture Center ini merupakan museum kue tradisional pertama di negara tersebut.
Di museum ini, pengunjung tidak hanya belajar mengenai sejarah hangwa. Pengunjung juga belajar mengenal berbagai jenis dan cara pembuatan hangwa serta tradisi dan makna di balik makanan ini.
Apakah teman-teman tertarik datang ke tempat ini?
BACA JUGA : 7 Jajanan Favorit di Korea Selatan
(Shierine Wangsa Wibawa/Kompas.com)
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR