Bobo.id – Saat meminta maaf kepada teman dekat, kita pasti mengacungkan dua jari membentuk huruf “V”.
Ternyata, isyarat tangan itu ada banyak jenisnya, lo!
Setiap isyarat tangan punya arti yang berbeda-beda di setiap negara!
Kita cari tahu satu per satu, yuk, Teman-teman!
Membentuk Simbol Oke
Di Indonesia, menempelkan ujung jari telunjuk dengan ujung jempol artinya oke.
Hal ini biasanya dilakukan saat kita ingin mengatakan oke, tapi mulut kita penuh makanan.
Di Eropa, isyarat oke ini punya arti yang kurang bagus.
Jika kita memeberikan isyarat ini ke orang lain, artinya kita menganggap orang itu tidak berarti apa-apa.
BACA JUGA: Mengenal Bahasa Tubuh di Beberapa Negara?
Membuka Telapak Tangan
Saat ada pertanyaan, kita pasti akan mengacungkan telapak tangan kita ke atas.
Di Yunani, kita dilarang membuka telapak tangan seperti saat mengajukan pertanyaan.
Bagi rakyat Yunani, isyarat tangan seperti itu sama dengan tanda penghinaan.
Negara Afrika, Pakistan, Korea, dan Jepang juga melarang isyarat tangan seperti itu.
BACA JUGA: Tiga Fakta Unik Seputar Bahasa Indonesia?
Mengusapkan Tangan di Kepala
Di Thailand, mengusapkan tangan di kepala itu dilarang, lo!
Bagi rakyat Thailand, kepala adalah bagian tubuh yang sakral.
Jadi, kepala tidak boleh diusap sembarangan oleh orang lain.
Orang yang boleh mengusap kepala hanya kedua orangtua.
BACA JUGA: Asal-usul Bahasa Daerah?
Mengacungkan Jempol
Bagi kita, mengacungkan jempol artinya oke atau setuju.
Namun, di Rusia, mengacungkan jempol sama dengan menghina.
Hal ini juga berlaku di Timur Tengah dan Afrika Barat.
BACA JUGA: Mempelajari Bahasa Kucing?
Menaruh Jempol di Gigi Depan
Di Indonesia, orang yang menaruh jempol di gigi depan biasanya disebut tukang ngedot.
Kalau di India, menaruh jempol di gigi depan punya arti yang buruk.
Menurut rakyat India, hal itu sama dengan menghina seseorang dan keluarganya.
Itulah arti dari isyarat tangan di seluruh dunia.
Foto: pixabay.com, publicdomainpicture.net, Max Picture
Sudah Terbit, Mengenal Tempat-Tempat Wisata Dunia di Majalah Bobo Edisi 37, yuk!
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR