Bobo.id – Apakah teman-teman pernah mendengar tentang Point Nemo?
Bukan, bukan tempat tinggal Nemo, si ikan badut ya. Hi… hi… hi….
Yuk, kita cari tahu apa itu Point Nemo!
BACA JUGA: Stasiun Antariksa, Hidup di Langit, Dikubur di Lautan
Jatuhnya Stasiun Antariksa
Stasiun antariksa yang berada di atas Bumi akan jatuh kalau bahan bakarnya sudah habis.
Saat melewati atmosfer Bumi, stasiun antariksa itu akan terbakar.
Kalau ukurannya kecil, benda itu akan terbakar habis.
Namun, kalau ukurannya besar, benda itu tidak akan terbakar habis dan sisanya akan jatuh ke permukaan Bumi.
BACA JUGA: Wah, Tempat Ini Menjadi Kuburan Satelit yang Sudah Mati
Kuburan Stasiun Antariksa
Nah, stasiun antariksa yang kembali ke Bumi ini biasanya diarahkan untuk jatuh ke laut.
Tujuannya agar benda besar dan berbahaya itu tidak jatuh ke pemukiman dan melukai warga.
Nah, stasiun antariksa ini akan diarahkan untuk jatuh ke suatu tempat di Samudera Pasifik bagian selatan
Tempat itulah yang disebut Point Nemo dan menjadi kuburan untuk stasiun antariksa yang jatuh ke Bumi.
BACA JUGA: Seberapa Besar Stasiun Antariksa Internasional?
Titik Terpencil Samudera
Point Nemo sendiri dinamakan dalam bahasa Latin yang berarti bukan siapa-siapa.
Tempat ini dikenal juga dengan sebutan Titik Terpencil Samudera.
Itu karena jaraknya sekitar 2.250 kilometer dari daratan terdekatnya.
Lokasinya yang terpencil inilah yang membuatnya cocok dijadikan kuburan stasiun antariksa.
Sampai saat ini, ada sekitar 300 stasiun antariksa yang “dikubur” di Point Nemo ini.
Benda terbesar di kuburan ini adalah stasiun antariksa Mir milik Rusia yang beratnya mencapai 140 ton.
Namun, nanti mungkin Point Nemo tidak akan menjadi kuburan stasiun antariksa lagi, teman-teman.
Itu karena para ilmuwan sekarang sedang mendesain stasiun antariksa yang akan terbakar habis saat melewati atmosfer.
Mereka sedang melakukan percobaan untuk mengganti tangki bahan bakar dari titanium jadi aluminium yang mudah terbakar di atmosfer.
BACA JUGA: Stasiun Antariksa Internasional Akan Kedatangan “Otak Terbang”, Apakah Itu?
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR