Bobo.id – Saat sakit, kebanyakan orang pasti akan memberikan bubur. Memangnya, orang yang sakit harus selalu makan bubur, ya?
Tergantung Sakitnya
Sakit itu ada dua jenis, yakni sakit dengan gangguan pencernaan dan sakit tanpa gangguan pencernaan.
Bubur sebaiknya diberikan pada orang yang sakit dengan gangguan pencernaan. Gangguan pencernaan itu bisa berupa muntah-muntah, diare, dan sakit perut.
Orang yang sakit, namun tidak disertai dengan gangguan pencernaan seperti di atas sebaiknya tidak diberi bubur.
BACA JUGA: Cerita dari Tiongkok tentang Asal-usul Bubur
Kenapa Begitu?
Bubur punya tekstur yang lembut, sehingga mudah dicerna. Tak hanya itu, zat gizi di dalam bubur juga lebih mudah diserap tubuh.
Aroma bubur juga tidak terlalu menyengat, jadi tidak menimbulkan rasa mual saat dimakan oleh orang yang sedang sakit. Bubur juga mengandung banyak air.
Orang yang mengalami masalah pencernaan tidak bisa mencerna makanan dengan normal. Jadi, mereka membutuhkan makanan yang mudah dicerna, mudah diserap gizinya, dan mengandung banyak air.
O iya, kandungan air di dalam bubur bisa menggantikan cairan yang hilang karena muntah-muntah, demam, dan juga diare.
Intinya, orang yang sakit dengan gangguan pencernaan membutuhkan bubur, supaya tenaganya bisa kembali dengan cepat!
BACA JUGA: Mencoba Lezatnya Tinutuan, Bubur Khas Manado
Bagaimana dengan Orang yang Sakit Tanpa Gangguan Pencernaan?
Orang yang sakit tanpa gangguan pencernaan sebaiknya tidak diberi makan bubur, karena bubur terlalu mudah dicerna dan diserap. Hal itu bisa membuat orang yang sedang sakit jadi mudah kenyang dan mudah lapar.
Gizi di dalam bubur juga tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi orang yang sedang sakit. Kalau kebutuhan gizinya tidak terpenuhi, orang yang sakit itu bisa kekurangan nutrisi dan semakin lemas.
Karena itulah, orang yang sakit tanpa gangguan pencernaan sebaiknya makan makanan berprotein tinggi, supaya kebutuhan gizinya terpenuhi.
Jadi, tidak semua orang sakit harus diberi makan bubur teman-teman.
Foto: pixabay.com
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR