Bali tidak saja kedatangan orang asing sebagai pelancong, namun tak sedikit pul para pemerhati dan penekun budaya yang datang untuk mencatat keunikan seni budaya Bali.
Dr Gregor Krause yang ditugaskan langsung oleh Pemerintah Kolonial untuk mendokumentasikan Pulau Bali melalui foto dan buku.
Miguel Covarrubias dengan bukunya The Island of Bali tahun 1930. Mrs Menc (Ni Ketut Tantri) dengan bukunya Revolt In Paradise, juga yang paling dikenal adalah Walter Spies, salah satu pencipta Tari Kecak bersama Rudolf Bonnet, I Gusti Nyoman Lempad, Tjokorda Gde Agung Sukawati, Le Mayeur, dan Antonio Blanco.
Beberapa dari mereka menetap dan menganggap Bali sebagai rumah mereka.
BACA JUGA : Topeng Sidakarya, Kesenian Khas Bali yang Unik dan Penuh Makna
The Island of Gods
Setelah banyak kunjungan seniman, tersebarlah berita tentang keindahan dan uniknya budaya di Pulau Bali dari mulut ke mulut di belahan Eropa.
Kekaguman akan tanah Bali lalu menggugah minat orang asing memberi gelar Pulau Bali dengan berbagai sebutan.
The Island of Gods, The Island of Paradise, The Island of Thousand Temples, The Morning of the World, dan berbagai nama pujian lainnya.
BACA JUGA : Jeruk Bali, Jeruk Terbesar yang Bukan Berasal dari Bali
Hotel Pertama di Bali
Tahun 1930, di jantung kota Denpasar dibangun sebuah hotel untuk menampung kedatangan wisatawan oleh Pemerintah Kolonial Belanda.
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR