Bobo.id – Kotak hitam adalah benda yang paling dicari ketika ada kecelakaan pesawat.
Kabarnya, dari kotak hitam ini bisa diketahui apa saja yang terjadi selama penerbangan itu.
Sebenarnya kotak hitam itu apa, ya?
Kotak Rekaman
Kotak hitam diciptakan oleh Dr. David Warren dari Australia.
Idenya diambil dari tape recorder yang bisa merekam suara.
Alat rekaman ini dimasukkan dalam kotak baja yang kuat supaya tidak ikut hancur dalam kecelakaan pesawat terbang.
Kotak ini juga dilapisi dengan lapisan tahan panas.
BACA JUGA : Selain Dijadikan Penyedap, Biji Mustard Dijadikan Bahan Bakar Pesawat yang Ramah Lingkungan
Rekaman Perjalanan
Kotak hitam ini berisi rekaman perjalanan pesawat.
Yang direkam adalah komunikasi yang terjadi dalam pesawat dan juga data-data lainnya.
Dalam setiap penerbangan, pilot selalu berkomunikasi dengan petugas pemandu lalu lintas udara dan orang-orang yang bertugas di dalam pesawat.
Rekaman suara inilah yang ada di dalam kotak hitam.
Kotak hitam juga merekam data-data seperti kecepatan, ketinggian, aliran bahan bakar dan juga data lainnya.
Dari data ini bisa diketahui penyebab terjadinya kecelakaan.
BACA JUGA : Naik Pesawat? Demi Keselamatan, Perhatikan 4 Hal Ini Sebelum Pesawat Lepas Landas
Berwarna Oranye Terang
Walaupun namanya kotak hitam, kotak ini biasanya warnanya malah bukan hitam.
Kotak yang berisi data penerbangan ini berwarna oranye terang.
Warna terang ini gunanya supaya kotak itu mudah terlihat dan ditemukan.
Istilah kotak hitam (black box) muncul dari kekaguman orang pada benda perekam yang awalnya memang dibuat berwarna hitam itu.
Istilah ini menjadi terkenal dalam pemberitaan. Namun, para ahli penerbangan sangat jarang menggunakan istilah ini.
Dalam setiap pesawat, umumnya kotak hitam yang diletakkan di bagian belakang pesawat.
Bagian ini diyakini menjadi bagian yang paling utuh bila terjadi kecelakaan pada pesawat.
Kotak hitam ini akan otomatis mengirim transmisi ketika menyentuh air.
Dari transmisi ini bisa diketahui lokasi kecelakaan pesawat. Sayangnya, sinyal transmisi itu hanya bisa bertahan selama 30 hari.
BACA JUGA : Ke Mana Perginya Kotoran yang Kita Buang di Dalam Toilet Pesawat?
Teks : Sylvana Toemon
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR