Tradisi ini bermula karena tanah Madura kurang subur untuk lahan pertanian.
Lalu seorang ulama, Syeh Ahmad Baidawi, mengenalkan cara bercocok tanam dengan menggunakan sepasang bambu yang ditarik dua ekor sapi.
Cara ini berhasil membuat tanah menjadi subur dan bisa ditanami padi. Hasil panen menjadi berlimpah.
Sebagai ungkapan kegembiraan atas hasil panen yang melimpah, Syeh Ahmad Baidawi mengajak warga di desanya untuk mengadakan balapan sapi.
Area tanah sawah yang sudah dipanen dimanfaatkan menjadi arenanya.
Akhirnya, tradisi balapan sapi ini yang sampai sekarang terus berkembang dan dijaga kelestariannya.
BACA JUGA: 5 Fakta Unik yang Terjadi di India. Bahkan Sapi pun Memiliki KTP
Hanya Berlangsung Sebentar
Pada perlombaan Karapan Sapi, sepasang sapi akan menarik semacam kereta yang terbuat dari kayu.
Kereta ini adalah tempat untuk pengendara atau biasa disebut joki.
Namun, kereta itu bukan tempat duduk joki, melainkan hanya sebagai tempat berdiri untuk mengendalikan pasangan sapi tersebut.
Sepasang sapi tersebut dipacu untuk adu cepat dengan pasangan-pasangan sapi yang lain.
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR