Mereka berdua meminta Ata Bupu untuk melindungi mereka, dikarenakan kedua orangtuanya telah meninggal.
Ata Bupu setuju untuk melindungi mereka berdua, tetapi dengan syarat mereka berdua tidak boleh meninggalkan ladang milik Ata Bupu agar tidak menjadi mangsa Ata Polo.
Suatu hari, Ata Polo datang ke rumah Ata Bupu dan mengetahui keberadaan kedua anak yatim tersebut.
Ata Polo sempat akan memangsa anak yatim itu, namun Ata Bupu berhasil mencegahnya.
Ya, Ata Bupu meminta Ata Polo untuk menunggu hingga kedua anak yatim itu tumbuh dewasa.
Akhirnya… setelah dewasa, anak yatim itu menjadi Koo Fai dan Nuwa Muri.
BACA JUGA : Kenapa Air Danau Hanya Membeku Bagian Atasnya?
Lalu, Ata Polo datang untuk menagih janjinya dan memangsa kedua anak yatim itu.
Namun, Ata Bupu tidak menginginkan kedua anak itu menjadi mangsa temannya.
Akhirnya ia mencegah serangan Ata Polo.
Selanjutnya, Ata Bupu pergi ke perut bumi bersama dengan kedua anak yatim itu untuk menghindar.
Namun, Ata Polo terus mengejar mereka. Hingga akhirnya, kedua penyihir itu pun tertelan bumi, begitu juga dengan kedua anak yatim itu, mereka terkubur hidup-hidup.
Tak lama setelah kejadian itu, muncul air berwarna biru dari tempat terkuburnya Ata Bupu.
Sedangkan dari tempat Ata Polo muncul air berwarna merah.
Dan air berwarna hijau, muncul dari tempat terkuburnya kedua anak yatim tersebut.
Nah, itulah cerita di balik keindahan Danau Tiga Warna, berdasarkan legenda masyarakat sekitar.
BACA JUGA : 5 Legenda Menarik Tentang Bunga, Mana yang Paling Kamu Suka?
Lihat video ini juga, yuk!
(Teks : Willa Widiana)
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR