Bobo.id – Pohon kecapi dikenal juga dengan nama pohon Sentul.
Tanaman ini merupakan tanaman khas Jakarta.
Namun, berita sedihnya pohon kecapi jumlahnya semakin lama kian langka. Apa yang bisa kita lakukan untuk menolong kecapi?
Sekilas Pohon Kecapi
Walaupun menjadi tanaman khas Jakarta, tanaman kecapi sebenarnya berasal dari daratan Indocina baru kemudian dibawa ke Asia Tenggara.
Akhirnya sampailah pohon ini ke Jakarta.
BACA JUGA: Tanaman Kecapi, Tanaman Khas Betawi yang Banyak Manfaat dan Langka
Pohon ini memiliki banyak kegunaan, buahnya bisa dimakan dan bernilai jual tinggi, serta kayunya pun bisa dimanfaatkan juga sebagai bahan bangunan.
Sementara daun kecapi dapat digunakan untuk mengurangi sakit perut dan demam, begitu pula dengan kulit batangnya.
Kelangkaan Tumbuhan
Kecapi adalah salah satu dari 393 jenis tumbuhan di Indonesia yang terancam punah menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Penyebab kepunahannya, biasanya dari alih fungsi lahan, eksploitasi ahan, hingga pencemaran.
Hal ini pula yang terjadi pada pohon kecapi di Jakarta.
BACA JUGA: Cerita Seputar Pohon Andalas yang Mulai Langka Ditemukan
Dulu, banyak penduduk Jakarta atau suku Betawi yang menanam pohon kecapi di pekarangan rumah.
Namun, semakin sempitnya pekarangan yang ada di Jakarta membuat tanaman ini sudah tidak banyak ditanam lagi, akhirnya kelangkaan pun terjadi.
Yuk, Tanam Kecapi!
Salah satu hal penting yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelangkaan pohon kecapi adalah dengan menanam kembali bibit tanaman kecapi di sekolah, rumah, ataupun kantor.
Tanaman ini pun termasuk mudah tumbuh di lingkungan kering sekalipun. Perawatan untuk tanaman kecapi tidaklah sulit.
BACA JUGA: 9 Keuntungan Menanam Pohon
Selain meletarikan kecapi, menanam pohon ini juga membantu mengurangi pencemaran udara dan membuat suasana sekitar menjadi teduh.
Jika tidak dapat menanam, pilihan lainnya adalah membeli buah kecapi untuk dikonsumsi agar perkebunan kecapi tetap terus berlanjut.
Lihat juga video ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR