Dengan menggunakan perahu jukung bersayap ganda, para nelayan menerjang ombak dan angin barat menuju laut lepas.
Setelah berlayar berjam-jam, sampailah mereka di Samudera Hindia.
Berbekal pengalamannya sebagai nelayan tradisional, nelayan Krui tahu dimana tempat-tempat ikan marlin berkeliaran memburu mangsanya si ikan tongkol.
Sesampai di tengah samudra nelayan siap-siap memasang umpan.
Ikan tongkol pun dikiatkan pada setiap mata kail pada kawil apung.
Tak perlu menunggu lama, jeriken pun bergerak-gerak ke kiri dan ke kanan di permukaan air.
Itu pertanda umpan ikan tongkol mulai disambar oleh ikan marlin yang ganas.
Dengan cara sederhana inilah nelayan Krui berburu ikan marlin.
BACA JUGA : Cara Unik Binatang Saat Menangkap Ikan
Langsung Diterima Tengkulak
Bagi nelayan Krui, mendapatkan satu dua ekor ikan marlin sudahlah cukup untuk rezeki hari itu.
Dengan rasa penuh syukur, nelayan pun berlayar pulang.
Sesampai di Teluk Stabas, ikan marlin langsung disambut oleh tengkulak dan ditimbang.
Ikan marlin yang biasa didapat nelayan Krui bobotnya rata-rata 50 kilogram.
Apabila tengkulak membelinya dengan harga Rp 30.000,00 perkilogram, nelayan akan mengantongi uang 1,5 juta rupiah.
Setelah dipotong sewa perahu, bahan bakar, dan makan, nelayan masih menyimpan 500 ribu rupiah.
Penghasilan yang sangat lumayan, bukan?
BACA JUGA : Menangkap Ikan Bersama. Serunya Adat Alloa Waras dari Maluku
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR