1. Jepang
Di Jepang, kita tidak boleh memindahkan makanan dari satu sumpit ke sumpit yang lain.
Begitu juga dengan membentuk tanda X dengan sumpit atau menusuk nasi atau makanan lain dengan sumpit hingga sumpit berdiri tegak.
Hal itu jadi terlarang karena semua posisi sumpit tersebut dilakukan pada upacara pemakaman sehingga tidak boleh dibawa ke kebiasaan makan sehari-hari.
Jika menggunakan sumpit bambu, tidak sopan menggosokkan sumpit setelah dipisahkan karena menggambarkan bahwa sumpit itu adalah sumpit murah.
BACA JUGA : 5 Negara Ini Punya Cara Makan yang Unik
2. Tiongkok
Jangan mengetuk sumpit hingga berbunyi pada mangkuk saat makan.
Sebab hanya pengemis yang melakukan itu untuk menarik perhatian.
Untuk memotong makanan seperti daging atau tahu bisa menggunakan sendok dan bukan dengan sumpit.
Kita juga tidak boleh menunjuk seseorang dengan menggunakan sumpit.
Orang tua juga harus mengajarkan anak-anak bagaimana cara memegang sumpit yang benar.
Karena hal itu menggambarkan bagaimana cara orang tua mendidik anak.
Kemudian jangan ‘menggali’ makanan dengan sumpit, karena itu bisa diartikan sebagai menggali kubur sendiri dan menggambarkan kemiskinan.
Terakhir, jika sudah selesai makan, letakkan sumpit di atas mangkuk.
BACA JUGA : Seharusnya Beginilah Cara Makan Sushi yang Benar
3. Korea
Biasanya sumpit dan sendok digunakan bersamaan dalam adat makan Korea.
Pertama, pastikan orang tertua di meja makan mengangkat sumpit dan sendok terlebih dahulu, kemudian diikuti yang lain.
Selain mi, kita tidak boleh mengangkat mangkuk atau piring dekat dengan mulut karena bisa dianggap tidak sopan.
Untuk itu, gunakan sendok untuk menampung makanan yang diambil dengan sumpit, kemudian baru dimakan.
Saat selesai makan, letakkan sumpit di sebelah kanan sendok karena kalau di kiri.
Itu adalah cara penyajian makanan saat pemakaman atau yang dikenal dengan jesa.
BACA JUGA : Mulai dari Sumpit dan Makanan, Inilah 5 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan di Korea Selatan
Cara Bersikap terhadap Barang yang Dipakai, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR