Bobo.id – Masyarakat Banten punya tradisi memainkan rampak bedug saat bulan Ramadan tiba.
Tak hanya saat Ramadan, rampak bedug juga dimainkan saat menjelang Hari Raya idul Fitri.
Menyemarakan Bulan Ramadan
Awalnya, bedug hanya digunakan untuk menandakan waktu shalat lima waktu.
Namun, masayarakat Pandeglang, Banten membuat kreasi menggunakan bedug.
Kreasi itu dibuat untuk menyemarakan bulan ramadan dan menyambut Idul Fitri.
BACA JUGA: Punya Pendengaran dan Penciuman yang Tajam, Ini Dia Fakta Banteng Jawa
Digabungkan dengan Tarian
Suara yang dihasilkan dari pertunjukkan rampak bedug memang meriah.
Karena itu, masyarakat Banten pun mulai menggabungkan rampak bedug dengan tarian.
Gerakan tarian yang dilakukan biasanya sederhana, karena penari masih harus menabuh bedug bergantian.
BACA JUGA: Berawal dari Permintaan Sultan Banten, Jadilah Sate Ikan Bandeng
10 Orang Pemain
Rampak bedug biasanya dimainkan oleh 10 orang, 5 orang bertugas sebagai pemukul dan 5 orang lain bertugas sebagai penari.
Di tengah pertunjukan, pemukul dan penari akan bertukar posisi. Pemukul bedug jadi penari dan penari jadi pemukul bedug.
Pada awalnya, pemain rampak bedug terdiri dari laki-laki saja. Namun, seiring berjalannya waktu, pemain rampak bedug pun dicampur, ada laki-laki dan perempuan.
BACA JUGA: Ngabuburit dengan Tari Seudati dan Rampak Bedug
Menyemarakan Berbagai Acara
Awalnya, rampak bedug memang dimainkan untuk menyemarakan ramadan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Namun, saat ini, rampak bedug sudah berkembang dan dimainkan dalam berbagai acara, seperti acara pernikahan, khitanan, dan kebudayaan.
O iya, masyarakat di wilayah Banten juga suka mengadakan perlombaan rampak bedug antar-kampung.
Itulah cerita tentang rampak bedug, salah satu kesenian dari Banten.
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR