Bobo.id - Ulos merupakan kain khas kebanggaan suku Batak.
Kain ini memiliki peranan penting dalam menjalankan adat suku Batak.
Sejarah Ulos
Nenek moyang suku batak dulunya hidup di daerah pegunungan.
Kebiasaan mereka yang bekerja di ladang membuat mereka harus terbiasa melawan dinginnya cuaca.
Karena inilah maka ulos dibuat.
Ulos dapat diartikan sebagai selimut yang menghangatkan tubuh dan melindungi diri dari terpaan udara dingin.
Menurut leluhur suku Batak, bahwa sumber kehangatan itu ada tiga.
Yaitu, matahari, api, dan ulos.
BACA JUGA : Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Tempat Tinggal Raja yang Dijadikan Pusat Budaya dan Wisata
Dari ketiganya, mereka menganggap uloslah sumber kehangatan yang paling nyaman dalam kehidupan sehari-hari.
Awalnya ulos hanya berfungsi sebagai penghangat tubuh biasa.
Namun, lama-kelamaan ulos ini memiliki arti yang penting setelah sering digunakan oleh para tetua adat.
Akhirnya ulos dijadikan simbol adat suku Batak. Ulos menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari kehidupan mereka.
BACA JUGA : Selain Punya Kebudayaan yang Unik, Tana Toraja Juga Punya Makanan Khas yang Patut Dicoba
Pembuatan Ulos
Kain ulos ini bentuknya selendang dan memiliki warna yang khas, seperti warna merah, hitam, dan putih.
Pembuatan ulos biasanya menggunakan mesin tenun dengan benang berwarna emas atau perak yang dipintal dari kapas.
Bahan pewarna ulos terbuat dari dedaunan yang difermentasi sehingga menjadi warna yang diinginkan.
BACA JUGA : Kain Tenun Sumba, Budaya Turun-temurun yang Menjadi Sumber Kehidupan
Fungsi Ulos bagi Adat Suku Batak
Fungsi ulos saat ini sudah berubah, bukan hanya sekadar penghangat tubuh lagi.
Dalam adat batak, dikenal istilah ‘mangulosi’.
Mangulosi artinya adalah memberi ulos. Mangulosi ini melambangkan pemberian restu, curahan kasih sayang, harapan, dan kebaikan-kebaikan lainnya.
Ada aturan dalam mangulosi. Orang yang memberikan ulos adalah mereka yang lebih tua dalam silsilah keturunan.
BACA JUGA : Udon Thani, Daerah Wisata di Thailand yang Kaya dengan Budaya dan Sejarah
Misalnya, orangtua boleh mangulosi anaknya, tetapi anaknya tidak boleh mangulosi orangtuanya.
Jenis ulos dalam adat suku Batak ada banyak, dibedakan berdasarkan jenis acara adat dan diberikan kepada siapa.
Beberapa adat yang menggunakan budaya mangulosi adalah pernikahan, tujuh bulanan, pemberian nama anak, meninggal, dan memasuki rumah baru.
Pada masa kini, ulos juga diberikan kepada orang yang tidak bersuku Batak.
BACA JUGA : Pertunjukan Budaya yang Dijadikan Alat untuk Mengamen
Pemberian ulos ini dapat diartikan sebagai pemberian penghormatan dan kasih sayang kepada penerima ulos.
Misalnya pemberian ulos kepada presiden atau pejabat negara.
Biasanya ulos diberikan kepada mereka disertai doa dan harapan agar dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.
Lihat video ini juga, yuk!
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR