Pada saat kemarau, air danau akan mengalir ke Sungai Kapuas, sehingga air di danau-danau akan surut, bahkan kering.
Ikan-ikan pun berkumpul di danau-danau kecil dan lubuk-lubuk yang masih terisi air.
Bagi penduduk yang tinggal di sekitar danau, musim kemarau menjadi bulan-bulan berlimpah ikan.
Mau memancing, memasang bubu, atau menebar jala, ikan pasti didapat.
Tak heran, pada musim kemarau, rumah-rumah lanting yang dibangun di pinggir danau tampak dipenuhi jemuran ikan.
BACA JUGA : Gelembung Danau Alpukat untuk Buka Puasa, Yuk, Buat Sendiri di Rumah!
Nelayan
Nelayan tak perlu repot menjual ikan ke kota.
Mereka cukup menunggu di rumah lanting atau rumah panggung, karena setiap hari akan ada tengkulak yang keliling dengan perahunya untuk membeli ikan hasil tangkapan mereka.
Ikan-ikan ukuran besar seperti belida, toman, lais, jelawat, dan patin yang masih hidup harganya lumayan karena oleh tengkulak ikan-ikan ini bisa dijual ke restoran.
Sedangkan ikan-ikan kecil yang jumlahnya berlimpah dijemur dijadikan ikan kering.
Tradisi Kerinan
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR