Bobo.id - Saat ini sudah banyak pensil mekanik yang tidak perlu diraut.
Hal itu tentu mempermudah kita dalam menggunakan pensil.
Namun, bagaimana dengan pensil zaman dulu?
Apakah pensil zaman dulu sama, seperti pensil kita saat ini?
BACA JUGA : Ternyata, Lubang yang Ada di Tutup Pulpen Punya Fungsi yang Besar
Zaman Yunani
Bahan utama untuk membuat pensil adalah grafit.
Grafit adalah sebuah mineral yang mirip dengan batu bara, tapi tidak bisa terbakar.
Mineral ini bisa memberikan warna abu kehitaman yang mengkilap yang mudah dihapus.
Pada zaman dulu, grafit tidak dibungkus dengan kayu.
Agar tidak mengotori tangan, orang yang menggunakan grafit akan membungkusnya dengan lilitan kertas atau tali.
Grafit yang dibungkus kayu baru muncul pada tahun 1560-an di Eropa.
BACA JUGA : Dianggap Mewah dan Hanya Dimakan Orang Kaya, Ini Dia Sejarah Permen
1795
Selama bertahun-tahun isian pensil hanya menggunakan grafit, tanpa campuran apapun.
Hanya saja, pada tahun 1795, seorang ahli kimia dari Prancis yang bernama Nicolas Jacque Conte’, mulai mencampurkan tanah liat dengan grafit.
Pencampuran grafit dan tanah liat itu bertujuan untuk membuat isian pensil yang kuat.
Selain itu, pencapuran tersebut juga bisa membuat warna pensil lebih beragam.
Ada yang hitam hingga agak pudar. Semua tergantung komposisi grafit dan tanah liat yang
digunakan.
BACA JUGA : Lebih dari 150 Tahun yang Lalu, Inilah Sejarah Panjang Kereta Api di Indonesia
Abad 19
Pada abad ke-19, pabrik pensil mulai dibuat di Jerman dan Amerika Serikat.
Semenjak ada pabrik, pensil pun mulai diproduksi dalam jumlah yang banyak.
Padahal, sebelum ada pabrik, pensil dibuat secara manual oleh seorang pembuat pensil.
Lihat video ini juga, yuk!
(Teks : Willa Widiana)
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR