Bobo.id – Kabar duka kembali datang dari dunia hewan.
Setelah Puan, si orangutan Sumatra mati pada Senin, 18 Juni lalu, kali ini giliran Koko.
Koko merupakan seekor gorila betina yang sangat pintar.
Kenapa Koko meninggal? Yuk, kita simak!
BACA JUGA: Tamarin Pinche, Primata Kecil dengan Bulu Lembut dan Unik
Koko Alias Hanbi-ko
Koko lahir pada 4 Juli 1971 di San Francisco, California, Amerika Serikat.
Nama sebenarnya adalah Hanbi-ko yang dalam bahasa Jepang berarti anak kembang api.
Pada Selasa 19 Juni 2018 lalu, Koko dikabarkan mati.
Ia mati dalam tidurnya di usianya yang ke-46 tahun.
BACA JUGA: Emperor Tamarin, Primata Kecil Berkumis Tebal
Sampul National Geopgraphic
Koko mulai dikenal oleh banyak orang setelah muncul pada sampul majalah National Geographic dua kali.
Di sampul pertama, tepatnya pada Oktober 1978, Koko sedang melakukan “selfie” dengan menggunakan cermin.
Di sampul kedua pada Januari 1985, Koko kembali hadir tapi bersama dengan kucing peliharaannya.
BACA JUGA: Surili, Primata Berjambul
Bisa Bahasa Isyarat
Koko merupakan seekor gorila yang sangat pintar.
Ia mengerti bahasa isyarat yang diucapkan dalam bahasa Inggris.
Koko belajar ini semua dari pelatihnya yang merupakan seorang psikolog hewan.
Bahkan, ia sudah mulai diajari bahasa sejak berusia setahun, lo.
Koko semakin dikenal masyarakat dunia setelah sebuah rekaman diputar dalam ajang Konferensi Perubahan Iklim yang dilaksanakan oleh PBB pada desember 2015 lalu.
Dalam rekaman itu, Koko berbicara dalam bahasa isyarat dan berpesan agar manusia segera membenahi Bumi ini.
BACA JUGA: Owa Jawa, Primata Tak Berekor
Penyayang Hewan
Tak hanya pintar bahasa isyarat, ternyata Koko juga penyayang hewan, lo.
Yap, Koko memang merupakan seekor hewan, tapi tak ada salahnya, kan, menyayangi hewan lain.
Koko juga sama seperti kita yang menyayangi sesama manusia.
Koko pernah meminta anak kucing saat perayaan Natal.
Para pelatih awalnya hanya memberinya boneka kucing, tapi Koko tidak mau.
Akhirnya mereka membiarkan ia memelihara kucing asli.
Koko juga menamai sendiri anak kucing itu, lo.
Anak kucing itu diberi nama All Ball karena memang bentuknya seperti sebuah bola.
Koko merawat All Ball seperti bayinya sendiri, bahkan Koko sedih selama berhari-hari saat All Ball mati.
Selain All Ball, gorila ini juga memelihara beberapa anak kucing lain.
BACA JUGA: Kedih, Primata dari Indonesia
Yayasan Gorila
Pada 1986, dua orang pelatih Koko mendirikan sebuah yayasan yang diberi nama The Gorilla Foundation atau Yayasan Gorila.
Yayasan ini dibuat untuk mengamati lebih jauh tentang gorila, tak hanya Koko, tapi juga gorila yang lain.
Mereka membuat penelitian dan hasilnya mereka bisa memahami kemampuan emosional dan kognitif gorila.
Selamat jalan, Koko.
BACA JUGA: Tamarin Singa Emas, Primata Kecil dari Brazil
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR