Bobo.id – Teman-teman tahu, kan, beberapa astronaut sudah berhasil menginjakkan kaki ke Bulan.
Namun, tahukah teman-teman? Pendaratan astronaut ini membuat suhu permukaan Bulan naik sekitar dua derajat Celcius.
Kenapa bisa begitu, ya? Kita simak bersama, yuk!
BACA JUGA: Benarkah Bulan Mengikuti Kita Berjalan?
Puluhan Tahun
Kenaikan sebesar dua derajat memang tidak begitu besar kalau dipikir oleh kita.
Namun, dua derajat ini sangat penting di alam semesta, lo, terutama Bulan.
Kenaikan suhu permukaan Bulan ini ternyata sudah terjadi sejak puluhan tahun yang lalu.
Para peneliti meyakini kalau pendaratan manusia di Bulan merupakan penyebab dari kenaikan suhu ini.
BACA JUGA: Lautan di Bulan Tidak Berisi Air, Apa Isinya?
Misi Apollo
Ada enam misi Apollo yang berhasil mendaratkan masing-masing dua astronaut ke Bulan.
Jadi, total ada 12 orang astronaut yang sudah menginjakkan kaki ke Bulan antara tahun 1969 sampai 1972.
Setelah mereka turun dari pesawat antariksa, mereka mulai menjelajah Bulan.
Mereka berjalan-jalan di sana, mengumpulkan bebatuan, menanam alat ukur dan alat rekam, serta menancapkan bendera Amerika Serikat.
BACA JUGA: 9 Fakta Menarik Tentang Bulan yang Terlihat Berubah Bentuk
Jejak Kaki
Nah, saat berjalan-jalan di permukaan Bulan inilah, para astronaut membuat banyak debu beterbangan.
Yap, permukaan Bulan memang tertutup oleh debu.
Debu-debu ini sebenarnya menutupi permukaan Bulan yang sebenarnya.
Saat begitu banyak debu beterbangan, wilayah yang lebih gelap jadi terlihat lebih jelas.
Area ini ternyata merupakan bagian permukaan Bulan yang lebih menyerap panas dan tidak terpapar cahaya Matahari selama miliaran tahun.
Secara tidak langsung, para astronaut yang mendarat di Bulan membuat permukaan ini tidak tertutupi debu.
Akibatnya, permukaan gelap ini menyerap lebih banyak radiasi Matahari sehingga suhu permukaan Bulan naik sebanyak dua derajat Celcius.
BACA JUGA: Jarak Bulan dan Bumi Semakin Jauh Setiap Tahun, Apa yang Akan Terjadi?
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR