Tujuan Pendaratan
Apa, sih, sebenarnya tujuan NASA mendaratkan beberapa astronaut ke Bulan?
Astronaut yang berhasil menginjakkan kaki ke Bulan itu bisa menjadi saksi tentang kondisi nyata Bulan.
Dari merekalah kita sekarang tahu bahwa permukaan Bulan itu dipenuhi kawah dan batu.
Mereka mengumpulkan bebatuan, mengambil foto, melakukan percobaan di sana.
Tujuannya untuk mengetahui apakah manusia bisa tinggal di sana dalam waktu yang lama.
Kalau bisa, hal ini pasti bisa memudahkan astronaut lain untuk menjalankan semua misi ruang angkasa.
Misalnya, penciptaan teleskop, meneliti Mars, bahkan wisata antariksa.
BACA JUGA: Kalau Bulan Mengilang, Inilah Kekacauan yang Akan Terjadi di Bumi
Biaya yang Mahal
NASA merupakan lembaga antariksa milik Amerika Serikat.
Pemerintah Amerika memang memberikan dana untuk proyek-proyek yang dijalankan oleh NASA sekitar 273 triliun rupiah setahunnya.
Wow! Jumlah dana itu terlihat sangat banyak, ya. Namun, ternyata itu belum cukup untuk melakukan misi ke Bulan.
Itu karena dana itu harus dibagi-bagi lagi untuk sekian banyak proyek NASA.
Ada pembuatan teleskop antariksa James Webb, pembuatan roket raksasa SLS, dan beberapa misi jauh seperti ke Jupiter, Mars, sabuk asteroid, bahkan ke luar tata surya.
Sedangkan misi ke Bulan itu sendiri bisa menghabiskan dana sekitar 112 triliun per tahun, hampir setengah dari dana yang diberikan oleh pemerintah.
BACA JUGA: Suhu Permukaan Bulan Lebih Panas Sejak Puluhan Tahun Lalu, Ada Apa?
Kondisi Bulan
Selain biaya yang mahal, kondisi Bulan juga menjadi penghambat para astronaut untuk kembali lagi ke sana.
Permukaan Bulan yang dipenuhi oleh kawah dan bebatuan itu menjadi ancaman pendaratan.
NASA harus mengirim satelit lebih dulu untuk memetakan permukaan Bulan sebelum meluncurkan astronaut.
Setelah berhasil mendarat dengan aman, astronaut juga tidak bisa lepas dari masalah.
Pecahan halus atau debu yang berada di permukaan Bulan juga bisa menjadi ancaman.
Itu karena debu-debu itu bisa menempel dan merusak pakaian serta sistem pesawat antariksa dengan sangat cepat.
Selain itu, tidak seperti Bumi, Bulan tidak memiliki atmosfer.
Akibatnya, permukaan Bulan bisa jadi sangat panas saat terpapar langsung oleh sinar Matahari dan bisa jadi sangat dingin juga gelap total saat berada jauh dari Matahari.
BACA JUGA: Kawah Copernicus, Kawah Terbesar di Bulan
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | nationalgeographic.co.id |
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR